The Big Favorite, Pakaian Dalam Berkelanjutan

Reading time: 3 menit
The Big Favorite, Pakaian Dalam Berkelanjutan
The Big Favorite, Pakaian Dalam Berkelanjutan. Foto: The Big Favorite.

Pakaian dalam bekas menjadi satu-satunya hal yang tidak bisa Anda sumbangkan atau menjualnya kembali untuk thrift shop. Memang ada merek yang berusaha untuk membuatnya ramah lingkungan, misalnya celana dalam dari katun organik atau pun bambu. Tetapi, mau seramah lingkungan apapun bahannya, mereka masih masuk kategori sekali pakai. Penumpukan pakaian dalam di tempat pembuangan akhir dalam waktu yang lama adalah suatu hal yang sangat mungkin. The Big Favorite datang menjawab permasalahan ini.

Pakaian dalam Berkelanjutan

Eleanor Turner, seorang desainer yang pernah bekerja untuk Tory Burch, J. Crew, dan yang terbaru, label setelan Argent (dia ikut mendirikan merek tersebut pada tahun 2016 dan keluar tahun lalu), baru saja meluncurkan solusi untuk permasalahan pakaian dalam ini, yaitu The Big Favorite. Merek ini menjual berbagai celana dalam berbahan katun pima. Rancangannya tercipta memang untuk Anda pakai, kembalikan ke perusahaan ketika ingin menggantinya, dan mereka daur ulang jadi pakaian baru. Banyak merek mulai menggunakan istilah berkelanjutan untuk mendeskripsikan produk pakaiannya yang terbuat dari konten daur ulang, namun tidak bertanggung jawab atas seluruh siklus pakaian tersebut. Gagasan The Big Favorite ini menjadi solusi yang nyata.

Beberapa merek pun telah melakukannya. Ada Kristy Caylor, For Days, dan Thousand Fell, yang membuat sepatu kets vegan yang dapat didaur ulang. Kesamaan mereka dengan The Big Favorite adalah mereka membuat high frequency basics: pakaian dalam, kaus, dan sepatu kets adalah barang yang cenderung kita pakai sampai benar-benar rusak, baru kita menggantinya. Sekalipun Anda ingin mendaur ulang sneakers dari merek lain, sebagian besar produk yang ada di pasaran saat ini tidak bisa didaur ulang. Sepatu kets biasanya memiliki selusin potongan plastik yang tidak dapat terurai. Pakaian dalam juga seringkali terbuat dari serat sintetis campuran yang sulit Anda bongkar menjadi benang baru.

“Produk kami secara khusus dirancang untuk ‘akhir masa pakainya’. Mereka direkayasa agar mudah terlepas. Kami memilih katun pima karena seratnya lebih panjang dan dapat didaur ulang dengan lebih baik. Kami membuat pertimbangan itu. Saya melihat peluang dengan membangun merek ini. Kami juga mengubah perilaku dan kebiasaan orang.” tutur Turner.

Memberikan opsi baru dan menginspirasi perubahan perilaku membuat Turner termotivasi, walaupun pandemi menunda rilisnya selama 6 bulan. Dia menyebut kakeknya sebagai inspirasi. 

The Big Favorite, Pakaian Dalam Berkelanjutan

The Big Favorite memilih katun pima karena seratnya lebih panjang dan dapat didaur ulang dengan lebih baik. Foto: The Big Favorite.

Baca juga: Kenali Bahan Kimia Berbahaya Dalam Pakaian

The Big Favorite Lahir dari Inspirasi Generasi Terdahulu

Kakeknya mendirikan The Big Favorite pada tahun 1930-an sebagai merek pakaian kerja yang segmentasi pasarnya adalah petani pedesaan. Turner menyukai nama tersebut dan membangunnya kembali dengan misi modern. Ia menjual produknya untuk uniseks, mulai dari bokser, thong, briefs, ribbed tank, dan berbagai jenis kaus dalam warna hitam, navy, dan putih, dengan lebih banyak warna dan model yang akan datang. Proses membeli dan mengembalikannya cukup mudah. Setelah Anda memakainya, Anda dapat memindai kode QR pada garment tag untuk membuat label pengiriman gratis. Setelah TBF menerima item Anda, Anda akan mendapatkan kreedit untuk membeli yang baru. Ada juga penawaran pilihan untuk menyumbangkan uangnya untuk inisiatif mendukung iklim, seperti pertanian regeneratif.

Proses pada perusahaannya lebih rumit. Tim Turner akan mengumpulkan, menyortir, dan membersihkan garmen sebelum mengirimkannya ke mitra daur ulang tekstil mereka, yang kemudian akan mengirim benang ke pabrik TBF di Peru untuk menjadi garmen baru. Memang perbandingannya dengan rantai pasokan sekali pakai sangat kontras. Menggunakan pakaian baru setelah menyingkirkan yang lama terdengar lebih mudah dan sederhana. Namun untuk bumi, jelas ini perlu.

Semua perusahaan seharusnya sudah mulai berinvestasi dalam upaya ini. Kesadaran akan keberlanjutan belum bisa memungkiri bahwa sebagian besar pakaian masih berakhir di tempat pembuangan sampah. Sementara itu, New Standard Institute memperkirakan ada produksi 150 miliar pakaian baru setiap tahunnya. Jika merek tertentu tidak mengubah siklus bisnisnya jadi berkelanjutan, setidaknya merek tersebut harus memprioritaskan untuk menggunakan apa yang ada, entah itu stok, atau bahan daur ulang. Turner berharap The Big Favorite dapat membantu menormalkan daur ulang garmen dan tekstil. Ia yakin nantinya akan memengaruhi industri lain untuk melakukan hal serupa.

Penulis: Agnes Marpaung.

Sumber:

Vogue

Top