Balon Internet untuk Daerah Terdampak Bencana

Reading time: 2 menit
balon internet
Salah satu balon internet yang diterbangkan oleh Project Loon. Foto: mashable.com

Banyak wilayah di Indonesia merupakan daerah rawan bencana, misalnya bencana gempa yang belum lama ini terjadi di Blitar, Aceh, Poso, dan Bengkulu. Bencana alam tersebut menghancurkan infrastruktur kota, salah satunya perangkat komunikasi, menyebabkan warga terdampak kehilangan konektivitasnya dengan dunia luar.

Padahal bagi warga terdampak, kemampuan untuk berkomunikasi adalah hal yang sangat krusial. Mereka bisa menghubungi orang-orang tercinta dan mendapatkan informasi dasar untuk bertahan hidup. Kekhawatiran tersebut ditangkap oleh Alphabet, anak perusahaan Google yang menciptakan balon internet bernama Project Loon.

balon internet

Foto: mashable.com

“Balon Loon melayang 20 km dalam lapisan stratosfer sehingga memiliki kemampuan untuk memanjangkan konektivitas dimanapun dibutuhkan tanpa terpengaruh oleh kejadian dibawahnya (bencana). Kami telah menerbangkan balon di Amerika Latin dan melakukan uji koneksi dengan rekan telekomunikasi Telefonica di Peru beberapa bulan lalu,” tulis Alastair Westgarth, kepala Project Loon seperti dilansir Mashable.

Peru selama dua bulan belakangan juga terdampak oleh bencana hujan ekstrem dan banjir. Project Loon mampu memberikan warga terdampak di Peru layanan internet dasar yang potensial untuk meningkatkan konektivitas dan komunikasi dimana hal tersebut sedang sangat dibutuhkan.

balon internet

Foto: mashable.com

Balon tersebut akan membawa transmisi yang menghubungkan internet dari rekan telekomunikasi di daratan – dalam hal Peru adalah Telefonica, menuju ke daerah terdampak dimana pengguna bisa mengakses internet dalam situasi darurat.

“Lebih dari 160GB data telah dikirim kepada warga, mencakup area seluas 40.000 km2 – kira-kira sebesar Swiss, dan memiliki cukup data untuk menerima dan mengirim 30 juta pesan WhatsApp atau 2 juta surel,” tulis Westgarth.

Usaha di Peru menunjukkan jika konektivitas di daerah terdampak begitu esensial. Tidak hanya bagi daerah terdampak, tercatat 57% populasi dunia – 4,2 miliar orang – masih hidup tanpa akses internet, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terluar dan pedesaan. Project Loon diharapkan mampu menjawab permasalahan konektivitas tersebut.

Penulis: MFA/G41

Top