Bertani AeroFarms Tanpa Lahan di Dalam Ruangan

Reading time: 2 menit
AeroFarms
Foto: AeroFarms.com

Sebuah perusahaan agrikultur AeroFarms yang berpusat di Newark, New Jersey menerapkan inovasi pertanian vertikal dalam ruangan. Misinya menjadikan planet Bumi tempat yang lebih hijau, sehat, juga menumbuhkan tanaman bagi kelangsungan hidup manusia.

Tanaman di dalam ruangan ini dapat berkembang dengan baik tanpa menimbulkan dampak lingkungan. Ruangan juga menyediakan kondisi optimal untuk tumbuhnya tanaman. AeroFarms menggunakan teknologi Aeroponik yakni, sebuah sistem teknologi pembudidayaan tanpa lahan. Teknologi ini membawa pertanian vertikal di dalam ruangan menjadi sistem produktivitas baru.

AeroFarms diciptakan untuk menghadapi pertumbuhan populasi dan berkurangnya lahan pertanian. Sistem ini dapat tumbuh tanpa sinar matahari atau tanah di lingkungan indoor. Teknik pertumbuhan Aeroponik menghasilkan siklus panen yang lebih cepat, terprediksi, keunggulan pangan yang aman, dan minim dampak lingkungan.

Baca juga: Pertanian Urban Rooftop Terbesar di Dunia

Pertanian vertikal dalam ruangan ini menggunakan teknologi lampu LED yang digunakan sebagai rekayasa pencahayaan. Teknologi ini juga dipakai untuk mengontrol ukuran, bentuk, tekstur, warna, rasa, nutrisi, dan peningkatan produktivitas.

AeroFarms mengklaim bahwa inovasinya memanfaatkan 95 persen lebih sedikit air dibandingkan pertanian tradisional. Selain itu program ini juga mengurangi emisi berbahaya sebesar 98 persen. Dalam aktivitas pertanian pada umumnya, petani memberi pupuk satu kali, kemudian menyirami tanaman, dan berharap dapat langsung tumbuh berkembang. Sedangkan, metode AeroFarms membutuhkan pupuk berkali-kali untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Di akhir tahun 2019, pengaturan pemberian pupuk dilakukan setiap 15 menit.

AeroFarms

Foto: AeroFarms.com

Di dalam situs AeroFarms.com, penggunaan pestisida berlebihan menurunkan mikroorganisme yang menguntungkan tanah dan memungkinkan yang jahat berkembang biak. “Dengan tumbuh di dalam ruangan, AeroFarmss mencegah masalah pestisida.”

Menurut AeroFarms, 25 persen lahan di dunia sekarang sangat terdegradasi akibat erosi lahan, degradasi air, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Lahan yang subur adalah sumber daya yang berharga. Jika kesehatan lahan berkurang, akan berpengaruh pada nutrisi makanan. Program ini menggunakan kurang dari 1 persen lahan yang biasanya dibutuhkan untuk penanaman konvensional.

Baca juga: Nelayan Kanada Ciptakan Pertanian Laut Berkelanjutan

“Bagi kami, dampak lingkungan adalah jantung dari apa yang sedang kami lakukan saat ini. Pertanian tradisional berdampak besar pada sumber daya alam planet. Kami mengubah cara pertanian tradisional yang cenderung melakukan eksploitasi, menjadi pertanian berbasis pelestarian dan konservasi,” ucap David Rosenberg, co-founder dan CEO AeroFarms.

David mengatakan, programnya memperhitungkan pupuk yang sesuai, misalnya, dengan menakar kadar magnesium, besi, seng, dan semua mineral. Jika umumnya petani hanya berorientasi pada hasil, kata dia, ternyata yang harus dirayakan adalah kualitas.

Sebagai inovasi pertanian dalam ruangan, AeroFarmss mendapatkan berbagai penghargaan sebagai salah satu “Penemuan Terbaik” oleh TIME (2019), penghargaan Global CleanTech 100 (2020), dan The Global SDG Awards 2018. Saat ini AeroFarms menanam 750 tanaman berbeda dan mengolah pertaniannya tanpa menggunakan matahari, lahan, atau pun pestisida.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top