Filter Udara dari Protein Jagung Mampu Tangkap Polutan

Reading time: 2 menit
Polusi udara mengancam kesehatan manusia. Foto: Freepik

Filter udara ramah lingkungan yang terbuat dari protein jagung rupanya dapat menangkap partikel kecil serta bahan kimia beracun seperti formaldehida secara bersamaan. Filter udara selama ini tak dapat menangkap bahan kimia beracun tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Separation and Purification Technology oleh insinyur Washington State University ini sangat cocok untuk menyaring kualitas udara yang buruk di suatu wilayah. 

“Materi partikulat tidak terlalu sulit untuk disaring. Tetapi untuk secara bersamaan menangkap berbagai jenis molekul gas kimia. Ini lebih signifikan,” kata penulis korespondensi di makalah tersebut Katie Zhong, 

Kualitas udara yang buruk merupakan faktor penyebab penyakit seperti asma, penyakit jantung, dan kanker paru-paru. 

Selama ini penyaring udara komersial hanya menghilangkan partikel kecil dari asap hingga knalpot mobil yang terhirup langsung ke paru-paru. 

Namun, polusi udara yang mengandung gas berbahaya seperti karbon monoksida, formaldehida, dan senyawa organik lainnya menguap dan tak bisa tertangkap. Filter ini justru menyebabkan polusi lain.

“Mereka paling sering dibuat dari produk minyak bumi dan kaca, yang menyebabkan polusi sekunder saat filter lama dibuang,” kata Profesor di Sekolah Teknik Mekanik dan Material WSU ini. 

Filter dari Serat Protein Jagung

Para peneliti WSU mengembangkan filter udara yang lebih ramah lingkungan yang terbuat dari serat protein jagung. Filter udara ini mampu menangkap 99,5 % partikel kecil secara bersamaan.

Sebagai filter udara yang ramah lingkungan, protein jagung bersifat hidrofobik. Artinya protein tersebut susah bercampur dengan air dan dapat bekerja dengan baik di lingkungan yang lembab seperti di dalam masker.

Para peneliti mendemonstrasikan hal ini dengan memaparkan gugus fungsional pada permukaan protein dengan formaldehida. Mereka berteori bahwa penataan ulang protein dapat mengembangkan sekumpulan gugus fungsi seperti tentakel yang dapat mengambil berbagai bahan kimia dari udara.

“Dari mekanismenya, sangat masuk akal bahwa filter udara berbasis protein ini dapat menangkap lebih banyak spesies molekul kimia beracun,” kata Zhong.

Penelitian terkait filter udara dari protein jagung. Foto: Phys.org

Terus Kembangkan Teknologi

Ia menambahkan, pekerjaan ini memungkinkan filter udara ramah lingkungan dan multifungsi yang terbuat dari biomassa alami. “Saya yakin teknologi ini sangat penting bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan kita, dan harus kita komersilkan,” tandasnya.

Para peneliti ingin melakukan lebih banyak pengujian, termasuk menggunakan berbagai struktur gugus fungsi dan molekul kimia beracun lainnya.

Penelitian ini berkolaborasi dengan para mahasiswa pascasarjana Shengnan Lin, Ming Luo, asisten profesor Flaherty di Sekolah Teknik Mesin dan Material WSU, dan rekan pasca-doktoral Xuewei Fu.

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Sumber: Phys

Top