Lampu Peniru Proses Fotosintesis

Reading time: 2 menit
Lampu "Mygdal Plantlamp" rancangan Emilia Lucht dan Arne Sebrantke. Foto: We Love Eames/inhabitat.com

Lampu Mygdal Plantlamp adalah lampu yang memungkinkan kita untuk menanam tanaman di manapun, bahkan di ruangan yang tidak memiliki akses ke sinar matahari. Berkebun sekarang bisa dilakukan di ruang kubikal kantor, termasuk ruang bawah tanah. Mygdal Plantlamp mengubah tempat yang paling membosankan menjadi terang benderang dan terasa alami.

Tim desain dari Jerman bernama We Love Eames yang terdiri dari Emilia Lucht dan Arne Sebrantke adalah orang dibalik layar pembuatan Mygdal Plantlamp. Mereka terinsipirasi untuk membuat sebuah lampu yang memungkinkan kita untuk menanam tanaman di dalam ruangan. Keduanya menyadari ketika banyak orang pindah ke kota, mereka seringkali merasa kehilangan hijaunya lingkungan pedesaan dan ingin membawa lebih banyak tanaman ke daerah perkotaan.

Lampu "Mygdal Plantlamp" rancangan Emilia Lucht dan Arne Sebrantke. Foto: We Love Eames/inhabitat.com

Lampu “Mygdal Plantlamp” rancangan Emilia Lucht dan Arne Sebrantke. Foto: We Love Eames/inhabitat.com

Penggunaan lampu LED pada Mygdal Plantlamp dengan cara kreatif ini ternyata mampu menggantikan cahaya matahari. Lebih ekstrim lagi, menurut para desainernya, tanaman di dalam lampu itu tidak membutuhkan air untuk tumbuh walau dalam hitungan tahun.

Keduanya mendesain sebuah wadah yang “self-sustaining ecosystem” atau sebuah ekosistem yang mampu menghidupi diri sendiri. Lampu ini meniru proses fotosintesis hingga pemiliknya tidak perlu menyiram air untuk tanamannya bahkan bisa meminimalkan proses perawatan tanamannya.

Lampu "Mygdal Plantlamp" rancangan Emilia Lucht dan Arne Sebrantke. Foto: We Love Eames/inhabitat.com

Lampu “Mygdal Plantlamp” rancangan Emilia Lucht dan Arne Sebrantke. Foto: We Love Eames/inhabitat.com

We Love Eames mendesain dua jenis lampu, satu lampu bisa dipasang menggantung dari langit-langit sementara satu lagi bisa didudukkan di meja. Kaca dari lampu ini memasukkan tambahan inovasi: lapisan yang bisa mengalirkan listrik jadi lampunya tidak perlu disambungkan dengan kabel. Listrik dialirkan di permukaan lampu dan memberikan tenaga untuk lampunya. Hak paten sedang diurus untuk lapisan kaca ini.

Terinspirasi oleh Charles dan Ray Eames, arsitek, seniman dan desainer furnitur abad ke 20, tim We Love Eames menekankan pada kesederhanaan, ergonomis dan detail pada karyanya.

Penulis: NW/G15

Top