Suplemen Tulang dari Limbah Cangkang

Reading time: 2 menit
Suplemen Tulang dari Limbah Cangkang
Pengeroposan pada tulang diakibatkan karena tubuh mengalami defisiensi mineral sehingga terdapat retakan. Foto: Youtube Tempo Channel.

Jakarta (Greeners) – Kualitas hidup manusia usia lanjut (manula) di Indonesia masuk dalam kategori rendah. Indonesia berada di urutan ke 74 dari 96 negara di dunia. Dibandingkan Belanda dan Jepang, hanya sekitar 5 persen masyarakat di sini dapat mencapai usia di atas 65 tahun. Sedangkan di negara maju, mereka bisa mencapai angka 15 persen.

Salah satu penyebab rendahnya kualitas hidup manula menurut  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan World Health Organization (WHO) adalah tingginya kejadian osteoporosis. Kondisi menurunnya kepadatan tulang atau osteoporosis merupakan penyakit degeneratif yang berkaitan dengan usia. Pengeroposan pada tulang diakibatkan karena tubuh mengalami defisiensi mineral sehingga terdapat retakan. Biasanya keretakan ditemui pada pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang belakang.

Yessie Widya Sari dan para ilmuwan dari Institut Pertanian Bogor membuat inovasi berupa suplemen tulang dan gigi dari limbah pertanian cangkang telur. “Kami mengangkat isu bagaimana mengolah limbah pertanian,” kata dia, di Jakarta Pusat, pekan lalu.

Baca juga: Pertanian Terapung Berteknologi Modern

Penelitian diawali dengan kajian terhadap struktur dan morfologi mineral di dalam tulang yang dikerjakan pada tahun 2004. Dalam penelitiannya, para ilmuwan mengamati tulang hewan dan manusia. Selama 13 tahun penelitian, akhirnya pada 2017 para ilmuwan IPB berhasil menghasilkan inovasi ini.

Suplemen Tulang dari Limbah Cangkang

Institut Pertanian Bogor menciptakan inovasi suplemen tulang dan gigi dari limbah pertanian cangkang telur. Ilustrasi: www.greeners.co

“Kami melakukan penelitian berdasarkan literatur bahwa ternyata jaringan keras tulang dan gigi tersusun atas senyawa mineral kalsium fosfat atau dikenal dengan hidroksiapatit. Di dalam tubuh, hidroksiapatit hadir dalam ukuran nanometer,” ucap Yessie.

Baca juga: Lahan Pertanian Dalam Kontainer

Ia mengatakan akibat defisiensi kalsium terdapat pori-pori di struktur tulang dan gigi. Lalu para peneliti memberi perlakuan dengan nanokalsium di tulang tersebut. Hasilnya, pemberian nanokalsium dapat menutup pori-pori.

Penemuan tersebut membuktikan bahwa Indonesia mampu menciptakan suatu inovasi untuk masyarakat maupun perekonomian Indonesia. Upaya tersebut juga diharapkan dapat meminimalisir impor kalsium fosfat oleh Indonesia.

“Kita mengimpor kalsium fosfat dari Singapura, Taiwan, Jepang, dan lain sebagainya. Kami harapkan, keberhasilan penelitian ini mampu menjadikan bangsa kita mandiri untuk meningkatkan kesediaan kalsium fosfat di dalam negeri. Dengan kualitas yang sama dengan produk impor, kami harapkan bangsa Indonesia mampu bersaing di pasar global,” ujar Yessie.

Penulis : Ridho Pambudi

Top