Efek Rumah Kaca; Mulailah dari Diri Sendiri dan Lingkungan Sekitar

Reading time: 5 menit

Bagaimana Efek Rumah Kaca memotret permasalahan lingkungan hidup Indonesia saat ini?

Ad:       Yang kami ketahui Indonesia merupakan salah satu negara terpolusi. Apa yang orang sebut dengan pemanasan global juga terjadi di Indonesia karena tingkat penggunaan energi di Indonesia tinggi. Selain itu, bila kita melihat permasalahan kota seperti Jakarta, begitu banyak polusi, mulai dari polusi akibat sampah, polusi air, dan polusi udara.

Ak:   Menambahkan Adrian, permasalahan kehutanan Indonesia pun demikian. Masih sering terjadi kebakaran hutan. Padahal hutan Indonesia mungkin saat ini menjadi barang langka, baik di dunia maupun di Indonesia sendiri. Hal tersebut karena kebakaran hutan, penebangan hutan secara liar, dan oknum-oknum yang memperkaya diri sendiri dengan menebang hutan dan tidak berpikir aspek reboisasi dan rehabilitasi hutan itu sendiri. Jadi, Indonesia masih kewalahan dengan masalah-masalah tersebut. Kita masih sering kecolongan. Semakin banyak lahan yang dibutuhkan, tetapi bukan untuk tanaman atau hutan. Itu untuk manusia karena populasi meningkat. Akhirnya, flora-fauna yang bergantung terhadap keberadaan hutan semakin langka dan punah. Bukannya lebih baik, justru kita makin menggerogoti apa yang kita miliki ini.

Menurut Kawan-kawan, apa yang menjadi akar permasalahan lingkungan hidup Indonesia?

Ak:       Menurut saya, akar permasalahannya terletak pada pendidikan. Jika seseorang mengerti manfaat dan dampak dari kerusakan hutan, tentu ia akan lebih bijak dalam memanfaatkannya. Misalnya ia menebang satu pohon, pasti ia akan berusaha mencari dan menanam pohon penggantinya. Namun ketika dibenturkan dengan kondisi perekonomiannya, seseorang mungkin akan tetap merusak hutan. Misalnya ada orang yang jika nggak menebang hutan, ia nggak makan. Jadi simpelnya, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pendidikan itu mampu meningkatkan pengetahuan seseorang terhadap lingkungan hidup, juga meningkatkan kesejahteraannya.

Ch:      Kalau saya melihat akar permasalahan lingkungan hidup Indonesia itu adalah aspek moral bangsa ini. Kita seharusnya tidak memikirkan keuntungan bagi diri sendiri. Jadi, apabila sejak kecil kita memperoleh pendidikan moral yang benar, yang tidak hanya kepada manusia, tetapi juga terhadap alam dan pencipta-Nya. Jadi, apabila sejak kecil sudah ada kesadaran untuk berbuat baik kepada alam, diharapkan ke depannya dapat meminimalisir upaya untuk merusak lingkungan hidup.

Ad:      Pendidikan dan moral akan menumbuhkan kesadaran masyarakat.Misalnya saja sungai, di mana sungai itu sebagai sumber kehidupan bukan tempat sampah, atau misalnya bangunan/saluran pembuangan air ditutup, maka akan mengakibatkan banjir. Namun kesadaran itu perlu diimbangi dengan tata kota yang baik. Apabila pemerintah menata kota dengan baik, pasti masyarakat juga akan mengikutinya.

Ak:      Senada dengan apa yang Cholil sampaikan, kesadaran untuk mencintai lingkungan hidup perlu ditanamkan dan dibudayakan dalam keluarga. Misalnya, sejak kecil kita sudah dikenalkan dengan flora-fauna. Selain itu juga disampaikan tentang buang sampah sembarangan sebagai penyebab banjir tentunya kita dan generasi yang akan datang tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah kita lakukan.


Dapat dibilang, isu lingkungan hidup di Indonesia sudah menjadi tren. Apakah Efek Rumah Kaca sudah melakukan atau pernah terlibat dalam kampanye lingkungan hidup yang meng-influens masyarakat Indonesia pada umumnya, juga penggemar-penggemar setia Efek Rumah Kaca untuk menjaga lingkungan hidup Indonesia?

Ak:       Pernah beberapa kali. Biasanya saat konser, kami menyampaikan pentingnya mencintai dan menghargai lingkungan hidup walaupun baru pada event-event yang memang mengusung tema tersebut. Namun, Efek Rumah Kaca sendiri berusaha melakukan hal tersebut dengan menghemat penggunaan air dan listrik.

Apa pesan Kawan-kawan bagi para pembaca Greeners Magazine?

Ak:      Kita harus mau menjalin hubungan tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup di sekitar kita. Misalnya, dengan menanam dan memelihara tanaman dan tentu memulai mencintai lingkungan hidup dari rumah kita sendiri

Ad:      Perbaikan lingkungan hidup merupakan proses jangka panjang. Kerusakan lingkungan hidup yang dilakukan generasi saat ini akan dirasakan generasi yang akan datang. Kita mulai dari hal-hal kecil, mulai dari diri sendiri, untuk generasi yang akan datang

Ch:      Mulailah dari lingkungan rumah kita. Jika lingkungan ditata dengan baik dan sehat, badan dan pikiran kita sehat. Jadi, kita nggak mikir ngaco dan semua sudah ada koneksinya.

Top