Pengembangan Wisata Alam Optimalkan Aset Hutan dan Taman Nasional

Reading time: 2 menit
pengembangan wisata
Gunung Rinjani. Foto: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Pengelolaan destinasi wisata alam merupakan kunci dalam mengoptimalkan aset hutan dan Taman Nasional di Indonesia. Untuk memaksimalkan aset tersebut, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah berkoordinasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan di Taman Nasional.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Tachrir Fathoni mengatakan ada tujuh Taman Nasional yang menjadi perhatian Kementerian Pariwisata dan KLHK yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Rinjani, dan Taman Nasional Gunung Tambora.

BACA JUGA: Kembangkan Pariwisata Alam, Pemerintah Siapkan Empat Strategi

Nantinya, kata Tachrir, langkah konkrit yang dilakukan oleh dua kementerian tersebut akan terkoneksi dalam tiga klaster. Pertama, Lampung dan Jawa, khususnya Jawa Barat dan DKI Jakarta; klaster dua daerah Jawa Timur; dan klaster tiga di Nusa Tenggara Barat.

“Untuk mengintegrasikan ketiga klaster itu dibutuhkan keterkaitan antara pemanfaatan alam, budaya, dan atraksi buatan lainnya. Untuk itu kami akan melakukan empat strategi dasar,” katanya, Jakarta, Senin (20/06).

Asisten Deputi Wisata Alam dan Buatan Kementerian Pariwisata Azwir Malaon menjelaskan, keempat bentuk strategi tersebut pertama adalah membuat konsep klaster guna memeroleh multiplier yang tinggi dengan pelayanan kenyamanan dan kemewahan bagi pengunjung dengan tetap mengedepankan faktor konservasi.

BACA JUGA: Indonesia Masih Kembangkan Pariwisata Alam Sebagai Objek Wisata

Strategi kedua, menciptakan destinasi wisata alam yang baru melalui konsep integrated based destination untuk mengembangkan konektivitas berbagai lokasi destinasi alam di dalam klaster.

Strategi ketiga adalah mendesain keunggulan komparatif destinasi wisata alam (branding) melalui berbagai upaya taktis dan strategis. Dalam hal ini, keunikan spesifikasi taman nasional dan taman wisata alam akan dikemas serta didesain sesuai segmen pasar yang ingin dikembangkan dan terintegritas dalam desain kawasan strategis nasional (KSN).

“Terakhir yaitu mewujudkan 3P (public private partnership) dalam pengembangan wisata alam (tourism governance). Strategi pengembangan wisata berbasis destinasi alam di Taman Nasional ini juga telah dikhususkan untuk mewujudkan target pariwisata 2019,” katanya.

Penulis: Danny Kosasih

Top