Keong Mas, Keong Cantik yang Bandel

Reading time: 3 menit
keong mas
Pomacea canaliculata. Foto: wikemedia commons

Bila kita berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah akan kita temui sebuah bangunan teater besar yang bernama Keong Mas. Bentuk bangunan ini menyerupai keong yang atapnya berwarna kuning keemasan. Sebuah cerita rakyat dari Jawa Timur juga ada yang berjudul Keong Mas. Dalam dongeng tersebut diceritakan seorang putri raja yang disihir menjadi seekor keong berwarna keemasan. Pertanyaannya, apakah keong mas hidup di alam atau sekadar legenda?

Kenyataannya, keong mas memang ada di dunia nyata. Menurut tulisan kajian Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI menjelaskan bahwa keong mas (Pomacea spp) atau keong murbei merupakan suku Ampullariidae. Satwa ini merupakan keong air tawar pendatang dari Amerika Selatan yang masuk ke Indonesia sekitar awal 1980-an. Keong mas yang masuk ke Indonesia diduga ada tiga jenis, yakni Pomacea canaliculata, Pomacea paludosa dan Pomacea insularum.

Meski keong ini terlihat menarik, faktanya keong mas adalah musuh para petani. Mereka tergolong salah satu hama tanaman padi yang serius di Indonesia juga di Asia Tenggara. Kemampuan adaptasinya tinggi sehingga dapat hidup di berbagai tipe habitat. Mereka memakan tanaman padi di areal persawahan dan telurnya menempel pada batang padi. Jumlah telur-telur ini dapat mencapai ± 8.700 butir per musim reproduksi.

Habitat keong mas adalah di kolam, sawah beririgasi dan kanal. Satwa ini membenamkan diri pada tanah lembab selama musim kering. Ia dapat bertahan hidup hingga 6 bulan dengan cara menutup operkulum dan membenamkan diri dalam tanah. Keong mas menjadi aktif kembali ketika tanah tempat hidupnya tergenang air.

keong mas

Kiri: pomacea insularum (Sumber: wikemedia commons). Kanan: pomacea paladusa (Sumber: www.jaxshells.org)

Satwa yang bergerak lambat ini juga dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang keras, misalnya pada perairan tercemar atau perairan yang memiliki kandungan oksigen terlarut rendah, karena mereka memiliki insang (ctenidium) dan organ menyerupai paru-paru. Kondisi ini juga membuatnya dapat bertahan hidup di dalam dan di luar air.

Keong mas sangatlah rakus, terutama pada malam hari (nokturnal) dan memakan hampir semua tumbuhan yang masih lunak di dalam air. Selain padi, tumbuhan air seperti ganggang, azola, dan eceng gondok menjadi makanan favorit keong ini. Untuk memakan bahan makanan yang terapung, keong ini menggulung kaki depan hingga berbentuk corong dan bagian tengah berbentuk tabung.

Jika sumber makanan tersebut telah habis, keong ini akan naik ke daratan untuk mencari makanan. Mereka akan memakan bahan organik yang terlarut atau remah-remah dari tumbuhan, daging dan bangkai hewan lainnya yang mereka temui di darat. Ditinjau dari sifatnya dalam memilih makanan maka keong mas tergolong sebagai hewan omnivora.

Keong mas memiliki karakteristik khusus yang dapat digunakan untuk membedakan dengan keong jenis lain yang hidup pada habitat yang sama. Keong mas juga disebut siput sawah dengan warna cangkang keemasan. Saat dewasa keong ini memiliki cangkang berwarna coklat dan daging berwarna putih krem hingga kemerah-merahan. Ukuran tubuhnya bervariasi dan tergantung pada ketersediaan makanan.

Ukuran diameter cangkang keong mas dapat mencapai 4 cm dengan berat 10-20 gram. Bentuk cangkang umumnya bulat oval. Keong mas memiliki umbilicus atau bagian lekukan antara cangkang bagian badan dengan bagian operkulumnya yang terbuka. Kemudian bagian operkulumnya (penutup) menutupi lubang aperture (bukaan cangkang lebar dan berbentuk oval hingga bulat) yang terbuat dari kitin dan merupakan operkulum tipe konsentris.

Keong mas memiliki dua pasang tentakel. Pertama, tentakel panjang di dekat mata kiri dan kanan yang berfungsi sebagai alat pemandu atau peraba. Kemudian yang kedua adalah tentakel pendek yang terdapat di dekat mulutnya. Tentakel pendek berhubungan dengan bibir terletak diatas kepala.

Dilansir detiklife.com, Dr. Ir. Sulistiono.MSc, ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyatakan bahwa keong mas memiliki kandungan gizi asam Omega 3, 6 dan 9. Dari hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong ini berkisar antara 16 hingga 50 persen. Apabila setiap orang dewasa perlu mengonsumsi protein sedikitnya 1 gram per kilogram berat tubuhnya, maka keong mas dapat menjadi sumber protein alternatif ketimbang memusnahkannya sebagai hama tanaman padi.

keong mas

Penulis: Sarah R. Megumi

Top