Ini Gebrakan Ketua Baru B2W Bandung Gelorakan Sepeda !

Reading time: 3 menit
"Nahkoda" baru B2W Bandung ingin bersepeda terus menjadi gaya hidup semua kalangan. Foto: B2W Bandung

Jakarta (Greeners) – Bersepeda berkeliling di Taman Cikapayang, Dago, Bandung menjadi momen napak tilas komunitas Bike To Work (B2W) Bandung pada Sabtu (12/2) lalu. Lokasi ini merupakan cikal bakal eksisnya B2W Bandung. Kini di bawah kepemimpinan baru Wildan Fachdiansyah, B2W Bandung ingin terus eksis untuk mendorong semangat bersepeda di masyarakat.

Lelaki berkacamata yang akrab disapa Om Wildan ini menyatakan, Taman Cikapayang Dago merupakan salah satu tempat paling bersejarah dan spesial. Pasalnya, tempat tersebut menjadi tempat titik kumpul B2W Bandung.

Di sisi lain, banyak momen spesial yang tak terlewatkan, seperti awal mula car free day tahun 2009 yang titiknya juga di taman ini. “Kita mungkin napak tilas, jadi kita mengenang momennya. Pandemi lama tidak sepeda dan kumpul bareng jadi kemarin kita sempatkan lah,” katanya kepada Greeners, Senin (14/2).

Dengan memastikan prokes yang ketat, sekitar 20 anggota berkumpul bersepeda melalui rute dari Jl Sumbawa, Jl Banda, hingga mengelilingi Gedung Sate sebelum akhirnya kembali. Rute yang pendek, tapi cukup untuk mengobati rasa kangen akan berkumpul dan bersepeda. “Pandemi dua tahun kemarin, ada pembatasan juga. Jadi kami tak bisa kumpul-kumpul,” imbuhnya.

Meski begitu, di awal kepemimpinannya ini Om Wildan juga tak berharap lebih mengingat kondisi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan. Namun, ia tetap memantau dan memastikan nantinya akan kembali mengaktifkan kegiatan B2W Bandung bila situasi aman.

Tren Bersepeda Meningkat Walau Pandemi Melanda

Namun, di balik pandemi, Om Wildan juga bersyukur meningkatnya tren pesepeda, khususnya di Bandung. Alih-alih mereka sekadar mengikuti tren di awal, Om Wildan hari-hari ini justru melihat semakin maraknya komunitas sepeda berskala kecil. Misalnya, komunitas sepeda tiap kompleks hingga komunitas sepeda alumni angkatan jenjang sekolah (SD, SMP, SMA).

Maraknya komunitas-komunitas kecil ini bahkan menarik para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) meraup rejeki dengan menjajakan aneka olahan makanan dan minuman.

Selain menjadi ajang olahraga bareng, gowes menurutnya menjadi ajang temu kangen. Itulah mengapa dalam komunitas-komunitas ini mereka bertahan cukup kuat. Menariknya, sambung Om Wildan jika sebagian besar masyarakat enggan bergabung di komunitas bersepeda karena eksklusivitas brand dan tipe sepeda tertentu, justru di komunitas kecil ini batasan tersebut hilang.

“Ada bahkan ibu-ibu memakai sepeda ada ranjangnya dengan bapak-bapak yang pakai BMX. Jadi tidak ada batasan,” ujarnya.

Ketua B2W Bandung (batik kuning) temu kangen dengan para anggotanya dengan prokes ketat di masa pandemi. Foto: B2W Bandung

B2W Bandung Merespon Positif

Antusiasme masyarakat dalam bersepeda di Bandung mendapat respon positif dari komunitas B2W Bandung. Om Wildan menyatakan, komunitas B2W mendorong agar masyarakat tak sekadar menjadikan kebiasaan bersepeda menjadi bagian olahraga, tapi gaya hidup. Itu artinya, kebiasaan ini tidak hanya masyarakat lakukan saat akhir pekan, tapi setiap hari.

“Setiap hari di sini bermakna luas ya, bisa jadi setiap hari pas ke kantor, ke pasar atau pas ke sekolah. Asal tiap hari saja,” imbuhnya.

Om Wildan mengungkapkan, masyarakat akan semakin membutuhkan suatu buku panduan praktis atau handbook guna memastikan keamanannya dalam bersepeda. Buku tersebut dapat masyarakat berbagai latar belakang gunakan untuk bersepeda dengan aman dan tertib. “Dan tentunya dengan visualisasi yang menarik dan tidak membosankan,” katanya.

Handbook ini berisi pedoman cara bersepeda yang aman dan nyaman, baik itu ke sekolah, kantor hingga pasar. Selain itu, di dalam handbook juga akan menjelaskan cara memilih jalur sepeda yang baik, sehingga tidak membahayakan pesepeda dan pengguna jalan yang lain. Ia menargetkan handbook dapat terealisasi pada tahun depan.

“Karena kan konsepnya banyak banget, jadi kita harus matangkan konsepnya dulu agar lebih terarah,” imbuhnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top