Warga Semarang Deklarasi Pilah Sampah dari Rumah

Reading time: 2 menit
Warga Semarang Deklarasi Pilah Sampah dari Rumah
Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Baju merah), Dirjen PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati (kacamata hitam). Foto : Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK

Semarang (Greeners) – Warga Semarang mendeklarasikan kesiapannya dalam Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah (GNPSDR), Minggu (13/6/2019). Bertempat di Balai Kota Semarang, kegiatan ini turut dimeriahkan kehadiran sejumlah bank sampah dan komunitas peduli lingkungan.

Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menekankan pentingnya masyarakat terlibat langsung dalam pengelolaan sampah skala rumah tangga dengan cara memilah sejak dari rumah.

Kegiatan GNPSDR dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati dan jajaran Pemerintah Kota Semarang.

“Memang kami mendorong. Kenapa ada pemilihan, karena supaya bahan baku untuk daur ulang plastik, daur ulang kertas dan bahan-bahan daur ulang lainnya itu bisa mendapatkan yang bersih. Selama ini Indonesia untuk pengolah kertas daur ulang, itu 50% masih mengimpor dari luar negeri,” ungkap Vivien.

Dorongan tersebut ditanggapi positif oleh Pemerintah Kota Semarang. Wakil Walikota Semarang,  Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang biasa dipanggil Ita menyebut daerahnya masih harus berbenah dalam aspek pengelolaan sampah. Utamanya dalam menambah jumlah bank sampah di kota yang menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut.

“Di Semarang ini alhamduillah sudah ada 86 bank sampah di kota semarang. Tetapi idealnya satu kelurahan satu bank sampah sehingga harus ada kerja keras dari Pemerintah Kota Semarang dan Dinas Lingkungan Hidup untuk menggerakan ini, masih kurang separuhnya lagi,” ungkapnya.

Senam Pagi Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah Semarang

Kegiatan diawali dengan senam sehat. Foto : Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK

Ita juga melihat potensi ekonomi dari pengelolaan bank sampah. Ia menghimbau pemerintah, perusahaan, dan masyarakat umum untuk menggunakan produk-produk yang dihasilkan bank sampah. 

Sejak diluncurkan 15 September 2019, Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah telah melaksanakan aktivasi di berbagai daerah. Semarang merupakan kota keempat, sebelumnya gerakan ini digelar di Jakarta, Bitung dan Mataram.

Untuk memperkuat gerakan, KLHK tengah menyiapkan surat edaran untuk pemerintah daerah tentang pemilahan sampah. Selain itu pemerintah daerah juga akan didorong membuat regulasi yang mempermudah masyarakat dalam memilah sampah.

“Kami akan membuat regulasi untuk pemilahan itu, macam-macam, satu kami akan meminta daerah untuk melakukan pemilahan secara regulasi. Yang kedua adalah simbol-simbol pemilahan supaya seragam,” terang Vivien.

Momentum Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah di kota Semarang berdekatan dengan momentum politik pergantian kabinet pemerintahan. Meski begitu, Vivien berujar bahwa gerakan nasional yang masih seumur jagung ini akan tetap dilaksanakan kedepannya.

“Tetap, masih akan tetap dilakukan. Namanya sampah, pengolahan sampah itu tidak bisa hanya kami pemerintah, pemerintah daerah saja yang kerja tapi kesadaran masyarakat itu harus ditingkatkan. Kalau ibu walikota kita bilang harus cerewet,” pungkas Vivien.

Penulis : Mohammad Fariansyah

Top