BRG Targetkan 1.000 Mahasiswa KKN di Desa Prioritas Restorasi Gambut

Reading time: 2 menit
restorasi gambut
Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan (mengenakan batik biru) meresmikan peluncuran Program Generasi Muda Peduli Desa Gambut Sejahtera (GMPDGS) pada Rabu (23/11) di Jakarta. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Badan Restorasi Gambut (BRG) meluncurkan Panduan Teknis Pelaksanaan Program Generasi Muda Peduli Desa Gambut Sejahtera (GMPDGS) sebagai tindak lanjut dari kerjasama riset dan kegiatan kemahasiwaan antara BRG dengan 11 perguruan tinggi negeri.

Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan mengatakan bahwa pada 2017, BRG menargetkan sekitar 1.000 mahasiswa dan relawan yang akan melakukan kegiatan berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa-desa gambut. Mahasiswa dan relawaan ini, katanya, akan ditempatkan di 500 hingga 700 desa dalam 7 provinsi yang menjadi target restorasi gambut.

Program ini, terusnya, bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang peduli terhadap pentingnya keseimbangan ekosistem gambut. Selain itu, pelaksanaan kegiatan-kegiatan melalui program GMPDGS diharapkan dapat mendorong lahirnya masyarakat pelopor pengelola lahan gambut yang bijaksana.

“Selain Perguruan Tinggi, tentu kita juga butuh peran serta dari masyarakat karena program restorasi gambut adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh semua pihak,” terangnya saat ditemui usai peluncuran pedoman GMPDGS di Jakarta, Rabu (23/11).

BACA JUGA: BRG Petakan Empat Kabupaten Prioritas Restorasi Gambut

Untuk tahapan kegiatannya, jelas Haris, sesuai pedoman yang telah diluncurkan akan ada empat tahapan utama yang harus dilalui sebelum program GMPDS ini berjalan. Pertama, tahapan seleksi pendamping mahasiswa selama melaksanakan program GMPDGS akan dipilih melalui proses seleksi.

Kedua, peserta program GMPDGS akan dipilih melalui tahapan seleksi oleh BRG dan Perguruan Tinggi setempat. Ketiga, pembekalan, dan terakhir adalah tahapan pelaksanaan program GMPDGS selama dua bulan di desa gambut terpilih.

“Dari semua tahapan itu, yang paling sulit adalah tahapan seleksi dan pembekalan. Tim seleksi harus benar-benar jeli dan selektif agar ilmu yang ingin disampaikan benar-benar masuk. Berdasarkan hasil evaluasi program yang pertama di Kabupaten Meranti, Riau bulan Juli lalu, dari 47 mahasiswa yang ikut KKN, hanya tiga orang saja yang tahu apa itu lahan gambut. Pengetahuan ini yang harus kita tingkatkan agar mahasiswa tahu apa yang harus mereka lakukan di desa-desa KKN nantinya,” ujar Haris.

BACA JUGA: Jambore Masyarakat Gambut Pertemukan Masyarakat dari 7 Provinsi Prioritas

Sebagai informasi, pada bulan Mei 2016, Badan Restorasi Gambut (BRG) Indonesia menginisiasi kerjasama dengan berbagai universitas di Jepang dan universitas di beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki gambut untuk bersama mencari solusi yang efektif dan efisien dalam restorasi gambut dan pencegahannya.

BRG sendiri berada dalam posisi memberikan fasilitas terkait dengan daerah-daerah atau target dari desa-desa yang sejalan dengan target restorasi. Selain itu, BRG juga akan memfasilitasi tentang substansi yang harus dikerjakan oleh para mahasiswa peserta KKN.

Kesebelas perguruan tinggi yang dilibatkan yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas Jambi, Universitas Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Universitas Palangka Raya, Universitas Tanjungpura, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Institut Pertanian Bogor dan Universitas Cenderawasih.

Penulis: Danny Kosasih

Top