Jakarta (Greeners) – Kehidupan di lautan terancam mengalami kepunahan massal. Kepunahan ini bisa saja menyaingi kepunahan masa lalu di bumi, jika tak bisa menahan emisi gas rumah kaca. Hal ini terungkap dari sebuah penelitian baru yang Science terbitkan akhir April 2022.
Pembakaran bahan bakar fosil membuat peningkatan kondisi panas yang ada di bumi. Hal ini turut meningkatkan suhu air laut. Sementara tingkat oksigen di lautan turun dan air menjadi asam karena penyerapan karbon dioksida dari atmosfer.
Laut yang panas, kekurangan oksigen telah meningkat empat kali lipat sejak tahun 1960-an. Akibatnya laut menjadi tak lagi bersahabat bagi kehidupan di dalamnya. Kerang, remis dan udang pun tidak dapat membentuk cangkang dengan baik karena pengasaman air laut.
Peningkatan panas dan hilangnya oksigen di lautan kata para peneliti, mengingatkan peristiwa kepunahan massal di laut sekitar 250 juta tahun yang lalu. Bencana alam ini adalah kematian hebat. Kala itu terjadi kematian hampir 96 % hewan laut.
βBahkan jika besaran kepunahan spesies tidak pada tingkat yang sama seperti itu, mekanisme kepunahan spesies akan tetap sama,β kata Justin Penn, seorang ilmuwan iklim di Universitas Princeton yang ikut menulis penelitian baru tersebut dilansir The Guardian, baru-baru ini.
Kenaikan Suhu akan Mempercepat Kepunahan Kehidupan Laut
Sejatinya, ia menambahkan, masa depan kehidupan di lautan sangat bergantung pada langkah apa yang dilakukan terhadap gas rumah kaca hari ini. “Ada dua lautan sangat berbeda yang bisa kita lihat. Laut tanpa kehidupan yang kita lihat hari ini, bergantung pada pergerakan emisi CO2 ke depan,β ucapnya.
Tingkat kepunahan dahsyat dapat terjadi jika dunia memancarkan panas yang semakin membuat planet ini semakin panas. Kenaikan suhu tak terkendali lebih dari 4 derajat Celcius akan memicu kepunahan kehidupan laut beberapa abad lagi.
Bahkan lebih dari itu, dalam skenario yang lebih baik dunia masih akan kehilangan sebagian besar kehidupan lautnya. Pada pemanasan 2 Celcius di atas norma pra-industri, bahkan di bawah janji iklim pemerintah dunia saat ini, sekitar 4 % dari sekitar dua juta spesies di lautan akan musnah.
Ikan dan mamalia laut yang hidup di daerah kutub paling rentan. Menurut penelitian, mereka tidak akan dapat bermigrasi ke iklim yang lebih sejuk, tidak seperti spesies tropis. βMereka tidak akan punya tempat untuk pergi,β kata Penn.
Perubahan Iklim Ancaman Besar Kehidupan di Air
Ancaman perubahan iklim juga memperkuat bahaya besar lainnya bagi kehidupan air, seperti penangkapan ikan yang berlebihan dan polusi. Studi tersebut juga menemukan, berdasarkan data International Union for Conservation of Nature, antara 10 % dan 15 % spesies laut sudah berisiko kepunahan karena berbagai ancaman ini.
Ahli Ekologi Kelautan di University of North Carolina, John Bruno mengatakan, penelitian baru tentang pola geografis kepunahan di laut ini sangat menantang.
Bruno mengatakan, pemanasan ekstrem membuat kepunahan di masa depan. Pembuat kebijakan dan masyarakat harus prihatin dengan dampak perubahan iklim ini. Bahkan ia sangat khawatir, kenaikan suhu kurang dari 1 derajat Celcius saja sudah bisa menyebabkan degradasi ekosistem.
βKita sudah kehilangan keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem yang tak terhitung jumlahnya. Bahkan dengan pemanasan yang relatif sederhana selama 50 tahun terakhir,β imbuhnya.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin