Kepala BNPB Tekankan Pengelolaan Sungai Guna Antisipasi Dampak La Nina

Reading time: 3 menit
Kepala BNPB Tekankan Pengelolaan Sungai Guna Antisipasi Dampak La Nina
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo, menekankan pentingnya pengelolaan sungai sebagai langkah antisipasi dampak La Nina. Foto: Shutterstock.

Bogor (Greeners) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memprediksi fenomena La Nina akan mendorong kenaikan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia. Tahun ini, akumulasi curah hujan diprediksi naik antara 20 persen hingga 40 persen. Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengungkapkan, La Nina berpotensi mendatangkan bencana banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor. Dia pun menekankan pentingnya pengelolaan sungai untuk mengantisipasi dampak La Nina.

Doni mengungkapkan pandangannya usai mengunjungi kawasan 0 Km Sungai Ciliwung, Talaga Bodas, Kabupaten Bogor, Selasa (20/10/2020). Doni menambahkan masyarakat kawasan sungai termasuk kelompok rentan bencana yang berdampak dari fenomena La Nina. Untuk itu, perlu prosedur dan pengelolaan khusus terkait kebencanaan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai.

“Masyarakat di sepanjang sungai mengikuti informasi dari hulu (sungai). Masyarakat dari hulu memberi laporan dan diikuti evakuasi. Ketika prosedur ini dilakukan, saat banjir bandang tiba, masyarakat akan selamat,” ujar Doni.

Doni Monardo: ‘Sungai Jadi Tempat Pembuangan Sampah Raksasa’

Doni lalu menyebut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengungkapkan sebagian sungai di Indonesia, terutama di Jawa, berkondisi kritis. Untuk itu, Doni mengimbau peningkatan kepedulian dari semua pihak. Doni meminta peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, serta pengusaha untuk terlibat dalam antisipasi bencana La Nina.

Pengikutsertaan pengusaha, menurut Doni, sangat diperlukan. Sebab, sebagian besar limbah pabrik dibuang langsung ke sungai tanpai diolah. Doni berargumen, bagi para pengusaha sungai malah jadi tempat pembuangan sampah raksasa.

Kepala BNPB Tekankan Pengelolaan Sungai Guna Antisipasi Dampak La Nina

Doni Monardo menekankan pentingnya melibatkan pengusaha dalam upaya pengelolaan sampah. Menurutnya, banyak kalangan pengusaha yang menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan sampah raksasa. Foto: Shutterstock.

Selain untuk antisipasi bencana, Doni menekankan pentingnya pengelolaan sungai untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Dia mencontohkan sungai-sungai di Jawa yang juga dimanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Kenyataannya, air produksi PDAM tidak layak minum. Padahal, lanjut Doni, PDAM menghabiskan anggaran yang sangat besar untuk memproses air agar layak konsumsi.

Menurutnya, ketika semua pihak bekerja sama menjaga seluruh ekosistem sungai maka masyarakat bisa memanfaatkan air berkulitas sebagai kebutuhan dasar dan menekan kerugian dari sisi ekonomi. Lebih jauh, pengelolaan sungai niscaya mencegah masalah lingkungan yang semakin parah.

“Masalah air dan sungai harus jadi concern kita semua. Kita harus mendarmabaktikan sebagian dari waktu kita untuk menjaga lingkungan. Agar kelak generasi yang akan datang tidak dibebani masalah lingkungan yang semakin parah,” jelas Doni.

Baca juga: Gus Menteri Alokasikan Dana Desa untuk Antisipasi Dampak La Nina

Galakkan Pengelolaan Sungai untuk Antisipasi La Nina, Doni Desak Pemda Dukung Komunitas Sungai

Pada kesempatan tersebut, Doni mengapresiasi komunitas sungai yang semakin menjamur. Doni menghargai usaha komunitas sungai yang berupaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Untuk itu, Doni berharap pemerintah daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota bisa mengalokasika Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk digunakan bagi komunitas dan masyarakat yang ada di sepanjang sungai.

“Pemerintah Pusat sudah ada program Dana Desa. Apakah mungkin bisa ditambah alokasi anggarannya oleh Pemda bagi desa yang dialiri air sungai? Sehingga mereka punya lebih banyak kekuatan menggerakan masyarakat merawat sungai,” tanya Doni.

Doni menyebut pengelolaan sungai perlu disesuaikan dengan bagian-bagian sungai. Untuk hulu sungai, masyarakat perlu didukung dengan ketersediaan tanaman endemik untuk membuat persemaian sebanyak mungkin. Sedangkan bagian tengah atau hilir didorong melalui kreativitas masyarakat. Menurut Doni, dua bagian tersebut bisa dikelola menjadi sarana rekreasi atau hiburan. Balai-balai pembenihan ikan air tawar, lanjutnya, bisa lebih banyak memproduksi benih ikan yang akan tersebar ke anak sungai.

“Kalau ini semua dilakukan, masyarakat bisa mendapat nilai tambah. Sungai terpelihara dan bisa mendapatkan konsumsi makanan di sekitarnya. Alam bisa terpelihara, ekonomi tumbuh, kebahagiaan meningkat,” ajar Doni.

Penulis: Muhammad Ma’rup

Editor: Ixora Devi

Top