Kerusakan Kawasan Karst Terbesar Terjadi di Jawa Timur

Reading time: 2 menit
kawasan karst
Bukit karst. Foto: Ist.

Malang (Greeners) – Kerusakan kawasan karst di Pulau Jawa yang paling besar terjadi di Provinsi Jawa Timur, diikuti Jawa Barat lalu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Data ini diungkap pakar karst Universitas Gajah Mada (UGM), Dr. Eko Haryono, M.Si melalui siaran pers yang disampaikan Humas UGM, Senin (05/09/2016).

Eko menyampaikan, setidaknya 20 persen dari total luas 1.228.538,5 hektare bentang alam karst di Jawa mengalami kerusakan. Sedangan di seluruh kawasan karst di Indonesia, total sebanyak 9,5 persen kawasan karst di Indonesia juga rusak.

“Sekitar 9,5 persen dari total wilayah karst Indonesia dengan luas 155.000 kilometer persegi rusak. Kerusakan bentang alam karst antara lain akibat dari aktivitas penambangan batu gamping dan alih fungsi lahan,” katanya.

BACA JUGA: Pembangunan Berbasis Jawa Sentris Picu Bencana Ekologis Pulau Jawa

Eko mengatakan, persoalan utama dalam pengelolaan kawasan karst di Indonesia merupakan konsekuensi dari desentralisasi kewenangan, khususnya kewenangan perizinan pertambangan batu gamping. Adanya desentralisasi kewenangan itu, kata Eko, menjadikan peraturan-peraturan pengelolaan karst yang dikeluarkan pemerintah pusat menjadi tidak berjalan efektif.

“Implementasinya sering berlawanan dengan kebijakan politis kepala daerah yang memegang kewenangan pengelolaan,” kata Eko menambahkan.

Akibatnya, kondisi tersebut menyebabkan kawasan karst yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dapat menjadi kawasan lindung di satu daerah, bisa berubah menjadi kawasan budidaya di daerah lain.

Menurut Eko, belum adanya peraturan perundangan yang mengatur operasionalisasi konservasi bentang alam di Indonesia juga menjadi persoalan lainnya. Dia menilai, peraturan yang ada lebih mengatur pada konservasi biodiversitas dan budaya. Disamping itu, banyaknya pengajuan surat izin pertambangan batu gamping di Jawa turut berkontribusi terhadap kerusakan bentang alam karst yang semakin masif.

BACA JUGA: Walhi Tolak Kehadiran PT Tripa Semen Aceh di Tamiang

Eko yang juga Ketua Asia Union of Speleology (AUS) ini menambahkan, sifat industri berbasis batu gamping yang cenderung mendekatkan pasar dengan bahan baku menyebabkan investor saling berlomba untuk menginvestasikan industri pertambangan batu gamping di Jawa, sehingga kerusakan kawasan karst banyak terjadi di Pulau Jawa.

Ia menekankan upaya pelestarian karst penting karena selain berfungsi sebagai kantong penyimpan cadangan air bersih, kawasan karst juga menjadi daerah penyerapan karbon. Bentang alam karst mampu menyerap karbon yang mencemari udara dalam jumlah besar yaitu sebesar 13,482 Giga gram per tahunnya.

Penulis: HI/G17

Top