Kota Banjar, Ladang Bambu untuk Ekonomi Rakyat

Reading time: 3 menit
kota banjar
Walikota Banjar Ade Uu Sukaesih mempromosikan kerajinan dan potensi bambu kota Banjar kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, dan Direktur Jenderal PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati. Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Banjar (Greeners) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berkunjung ke Rumah Kreatif Indonesia di Kota Banjar, Jawa Barat. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjaring berbagai inisiatif masyarakat dalam mengembangkan produksi bambu di Kota Banjar.

“Hasil produksi bambu di Banjar skalanya harus lebih diperbesar lagi menjadi skala industri dan membuat masyarakat lebih makmur. Saya kira potensi prestasi ini harus kita formulasikan dan realisasikan,” jelas Siti saat berdialog dengan masyarakat di tempat pelatihan pengolahan bambu yang dikelola oleh komunitas “Sahabat Bambu Banjar” binaan Rumah Kreatif Indonesia di Cibentang, Kota Banjar, Jawa Barat, pada Jumat (12/10/2018).

Siti mengatakan bahwa tahun lalu Presiden Joko Widodo telah berkomitmen untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan pemerataan ekonomi masyarakat. Hal ini bisa diwujudkan dengan tiga hal yaitu akses lahan, fasilitas seperti perbankan dan bantuan bibit, serta pelatihan untuk masyarakat. Sejalan dengan komitmen tersebut, Siti meminta komunitas Sahabat Bambu Banjar terus diperluas dan diperkaya supaya makin banyak produksinya.

“Saya minta kepada Pak Sekjen untuk disiapkan pada bulan November nanti 15.000 bibit bambu yang siap dikirim ke Kota Banjar. Kemudian kalau bisa Garut, Banjar, Cianjur, Tasikmalaya dibuat satu cluster supaya skala ekonominya lebih bagus lagi, serta nanti harus dibuat arboretum bambu di Banjar ini supaya punya koleksi bibit-bibit bambu yang berasal dari Jawa Barat,” ujar Siti.

BACA JUGA: Perhutanan Sosial untuk Kesejahteraan Masyarakat 

Walikota Banjar Ade Uu Sukaesih menyambut niat baik Menteri Siti Nurbaya untuk memberdayakan ekonomi masyarakat melalui bantuan bibit bambu. Ade mengatakan bahwa para pelaku industri kecil yang menggunakan bahan baku bambu di Banjar sudah difasilitasi pelatihan bersertifikasi produk. Hal ini bertujuan untuk mendukung perkembangan produksi bambu yang lebih baik lagi.

“Bambu sebagai bahan baku sangat mudah didapat di kota Banjar dan beberapa jenis bambu (sudah) dibuat kerajinan yang sangat prospektif seperti sekarang yang diproduksi oleh bapak-bapak di komunitas Sahabat Bambu Banjar ini,” ujar Ade.

kota banjar

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menginstruksikan agar KLHK mengirimkan 15.000 bibit bambu ke Kota Banjar pada November mendatang. Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Bambang Supriyanto mengatakan bahwa bambu memiliki nilai ekonomi, budaya, dan sosial. Melalui salah satu program Perhutanan Sosial yaitu Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) dan Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK), masyarakat dapat mengelola sumber daya hutan, termasuk bambu.

“Pemerintah memfasilitasi akses lahan seluas satu hektar kepada petani hutan. Selanjutnya, dilakukan pendampingan untuk membuat rencana usaha kerja, menentukan komoditas, dan membuka akses permodalan agar memiliki produktifitas dan nilai tambah,” jelas Bambang.

BACA JUGA: Kementerian Pertahanan dan Yayasan Kehati Bangun Laboratorium Khusus Bambu 

Dalam acara ini, Bambang menyerahkan bantuan alat ekonomi produktif kepada Kelompok Tani Karya Mukti I berupa 500 unit kotak/stup madu, 1 unit ekstraktor madu, 25 buah pisau madu, 10 unit alat sedot madu trigona, dan 1 unit alat tes kadar air madu.

Komunitas Sahabat Bambu Banjar sendiri menjadi tempat untuk memberikan dan menyiapkan serta menyediakan pelatihan terkait bambu. Berbagai produk yang dikerjakan seperti pemotongan dan pengawetan bambu, kerajinan tangan, hingga konstruksi bangunan berbahan dasar bambu. Sejak tahun 2013, komunitas ini juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk membuat berbagai desain produk berbahan dasar bambu.

“Kami sudah memproduksi berbagai macam produk seperti bambu awet untuk konstruksi, bambu laminasi, bambu deking (lantai), bambu partisi, angklung, suling, kipas, topi petani. Kami juga sudah mengekspor hasil produksi kami ke Guangzhou, Cina dan Australia untuk bahan baku konstruksi bambu awet, serta deking dan partisi yang dijual ke Bali,” jelas Amin Hambali, Ketua Divisi Sahabat Bambu Kota Banjar kepada Greeners.

Penulis: Dewi Purningsih

Top