Kementerian Pertahanan dan Yayasan Kehati Bangun Laboratorium Khusus Bambu

Reading time: 2 menit
laboratorium khusus bambu
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) berencana membangun laboratorium hayati di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Kabupaten Bogor. Laboratorium tersebut akan dikhususkan untuk tanaman bambu yang jenisnya mencapai lebih dari 150 jenis di Indonesia.

Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional (Baintranas), Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Mayor Jenderal TNI Heros Paduppai mengatakan, bentuk kerjasama yang akan dilakukan adalah dalam bentuk penanaman bambu dan pemanfaatannya secara sosial dan ekonomi oleh masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk melakukan konservasi keanekaragaman hayati yang mendukung komitmen nasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

“Penanaman bambu di kawasan IPSC ini tidak hanya memberikan manfaat untuk ilmu pengetahuan dari sisi laboratorium hayati yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian, tetapi juga memberi manfaat ekologi,” katanya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Jumat (10/02).

BACA JUGA: LIPI: Penggunaan Bambu Lebih Tepat Atasi Banjir Dibanding Betonisasi

Bambu memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida setidaknya 8 kali lebih besar dari hutan tropis. Jika kemampuan hutan tropis menyerap karbon sebesar kurang lebih 7 ton per hektar per tahun, maka bambu mampu menyerap sekitar 62 ton per hektar per tahun.

Mengutip dari keterangan yang sama, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, M.S Sembiring pun mengatakan, penanaman bambu dapat membantu pengurangan emisi yang signifikan. Selain itu, kawasan Sentul merupakan daerah tangkapan dan resapan air yang jika dikelola dengan baik akan menambah cadangan air dan mengurangi risiko banjir.

“Kerjasama ini tidak hanya sekadar menanam tetapi juga merupakan upaya penghijauan dan memberikan manfaat secara sosial dan ekonomi,” ujar Sembiring.

BACA JUGA: LIPI Kembangkan Kawasan Biovillage

Bambu sendiri sudah dikenal sebagai tanaman yang mampu memberikan dampak ekologi yang besar, seperti penyerap air dan pencegah erosi. Selain itu tanaman ini juga mampu memberikan manfaat sosial dan ekonomi.

Dari sisi sosial, bambu sudah sangat lekat dengan budaya Indonesia. Banyak perkakas yang menjadi bagian dari budaya berbahan dasar bambu. Kemudian dari sisi ekonomi, bambu menjadi salah satu bahan baku furnitur yang memiliki kualitas tinggi, ditambah lagi dengan rebungnya yang juga memiliki nilai jual.

“Dari manfaatnya yang sangat banyak ini, konservasi bambu di kawasan IPSC diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan tetapi juga bagi masyarakat,” kata Sembiring.

Penulis: Danny Kosasih

Top