LIPI Lakukan Uji Klinis Suplemen Herbal pada Pasien Covid-19

Reading time: 2 menit
Ilustrasi Obat
Dua produk yang dieksplorasi pada uji klinis adalah Cordyceps militaris dan kombinasi herbal, seperti rimpang jahe, meniran, sambiloto, dan daun sembung. Ilustrasi: shutterstock

Jakarta (Greeners) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melakukan uji klinis berbagai bahan herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap coronavirus. Penelitian dilakukan kepada pasien Covid-19 yang berada di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

“Kami sudah memasuki uji klinis terhadap pasien Covid-19 secara langsung. Kombinasi tanaman herbal untuk suplemen pil peningkatan sistem imun ini ialah jamur Cordyceps militaris,” ujar Masteria Yunovilsa Putra, Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Imunomodulator dari Herbal untuk Penanganan COVID-19, Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ketika dihubungi Greeners, Senin, (03/08/2020).

Baca juga: Sejarawan: Perubahan Perilaku Menjadi Kunci Penanganan Pandemi

Ia mengatakan sejumlah penelitian menyebut bahwa fungi berjenis Cordyceps dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan mengobati gangguan pernapasan. Sementara dua produk lain yang dieksplorasi pada uji klinis adalah Cordyceps militaris dan kombinasi herbal, seperti rimpang jahe, meniran, sambiloto, dan daun sembung. Gabungan herbal tersebut dinilai telah memilki prototipe atau bentuk asli, data awal, dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Tim Peneliti LIIPI

Tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melakukan uji klinis kandidat imunomodulator dari tanaman herbal Indonesia untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin malam, 8 Juni 2020. Foto: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Putra menjelaskan metode penelitian dilakukan secara acak terkontrol dan tersamar ganda. Pengujian juga memakai plasebo atau zat yang tidak menimbulkan efek untuk menjaga terjadinya bias. Menurutnya terdapat dua produk uji dan satu plasebo yang diberikan secara acak dan merata kepada 90 pasien sehingga terdapat 30 subyek uji untuk kelompok masing-masing.

“Karena menggunakan sistem blinding yang tersamar ganda, subyek maupun peneliti tidak mengetahui yang diberikan adalah salah satu produk uji atau plasebo,” ucapnya.

Sistem blinding akan dibuka setelah seluruh uji klinis obat terhadap subyek selesai. Pada tanggal 16 Agustus sistem blinding direncanakan dapat dibuka untuk mengetahui data pasien yang sudah memperoleh kontrol.

Baca juga:Pemerintah Lakukan Uji Klinis Tanaman Herbal untuk Penanganan Virus Corona

Sebelumnya pengujian telah dilakukan oleh tim peneliti dengan melibatkan 90 pasien Covid-19. Sebanyak 72 orang di antaranya telah melalui uji klinis kandidat imunomodulator terhadap tanaman herbal asli Indonesia.

Saat ini tim peneliti yang berasal dari LIPI, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, dan tim dokter Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran tengah mengumpulkan data yang akan dikirimkan ke BPOM selaku regulator.

Penulis: Dewi Purningsih

Top