Pengelolaan Ekosistem Laut Berkelanjutan, KKP-FAO Perkuat Kerjasama Regional

Reading time: 2 menit
kkp
Ilustrasi: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat kerja sama regional untuk mengelola perairan yang termasuk dalam kawasan Indonesian Seas Large Marine Ecosystem (ISLME) secara efektif dan berkelanjutan. Kawasan ISLME sendiri adalah kawasan yang meliputi perairan pesisir utara Timor Leste dan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI).

Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja melalui keterangan resminya mengatakan, proyek kerja sama ini merupakan bagian dari paket bantuan dari the Global Environment Facility (GEF)-5 dengan sumber dana dari International Waters. Proyek ini bertujuan untuk memfasilitasi penerapan pendekatan ekosistem untuk pengelolaan perikanan (EAFM) dan pesisir di wilayah ISLME yang mencakup Indonesia dan Timor Leste.

Pendekatan tesebut diterapkan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya melalui Trans-boundary Diagnostic Analysis (TDA) dan pengembangan Strategic Action Programme (SAP).

“Status pembiayaan ini semuanya berbentuk hibah murni sebesar 4 juta dollar AS. Dimana besaran dana pendamping lebih kurang sebesar enam kali dari besaran dana hibahnya atau sekitar 25 juta dolar AS”, ungkap Sjarief,” Jakarta, Jumat (30/12).

BACA JUGA: Blue Carbon Indonesia, Potensi Besar yang Belum Tergarap

Proyek ini, lanjutnya, memberikan perhatian lebih pada capacity building dan peningkatan penerapan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan untuk menjamin pengembangan program nasional yang berkelanjutan dan menjaga lingkungan untuk generasi berikutnya. Ia juga menekankan bahwa fokus dari proyek ini adalah “Bidang Perikanan” dengan memperhatikan pilar Large Marine Ecosystem (LME) lainnya seperti oseanografi, tata kelola (governance), sosial-ekonomi, dan aspek lingkungan seperti pencemaran dan perubahan iklim.

Sebagai informasi, penandatanganan dokumen proyek “Enabling Transboundary Cooperation for Sustainable Management of The Indonesian Seas” telah dilakukan pada Rabu (28/12) di Kantor KKP, Jakarta. Dokumen kerja sama dengan Organisasi PBB bidang Pangan dan Pertanian (FAO) ini ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja dengan didampingi Mark Smulders, Kepala Perwakilan FAO Indonesia dan Timor Leste, dan Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar.

BACA JUGA: Indonesia Tidak Memiliki Data Pasti Keanekaragaman Hayati Laut

Untuk mencapai tujuannya, proyek ini dibagi menjadi tiga komponen utama. Komponen pertama, identifikasi dan mengatasi ancaman terhadap lingkungan laut termasuk perikanan yang tidak berkelanjutan. Kedua, penguatan kapasitas untuk kerjasama regional dan sub-regional dalam pengelolaan sumberdaya laut, dan ketiga adalah koordinasi dengan jejaring informasi regional, pemantauan dampak proyek, serta diseminasi dan pertukaran informasi.

Proyek ISLME ini sendiri akan dilakukan antara dua negara, yaitu Indonesia dan Timor Leste bekerjasama dengan beberapa lembaga mitra di lintas sektor untuk menjawab permasalahan terkait pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan termasuk pengembangan dan penerapan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) dan Ecosystem Approach to Aquaculture (EAA).

Penulis: Danny Kosasih

Top