Tanggul Jakarta Retak, Jangan Sampai Tragedi Situ Gintung Terulang!

Reading time: 2 menit
Ilustrasi keretakan tanggul. Foto: Freepik dan ilustrasi Greeners

Jakarta (Greeners) – Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengingatkan bahaya banjir bahkan “tsunami kecil” dari tanggul Jakarta yang retak. Tanggul di Pantai Muara Baru, Jakarta Utara itu bisa jebol karena terjangan ombak yang kuat. 

“Terjangan ombak dan gelombang laut yang kuat secara terus menerus akan membuat retakan melebar dan tidak tertutup kemungkinan membuat tanggul jebol,” kata dia kepada Greeners, Sabtu (7/1).

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta harus berani tegas merelokasi permukiman warga yang berdekatan langsung dengan tanggul tersebut menuju rusunawa terdekat. “Karena suatu saat jika tanggul tersebut jebol maka permukiman itu akan tersapu bersih seperti tsunami kecil,” ucapnya.

Ia mencontohkan kisah pahit jebolnya tanggul Situ Gintung di Ciputat pada 2009 lalu yang meluluhlantakkan pemukiman sekitarnya. Pemerintah sudah seharusnya melakukan pencegahan dan menyelamatkan warganya. “Apa harus menunggu sampai kejadian tanggul tersebut benar-benar jebol?” tegasnya. 

Tanggul tak hanya asal dibangun. Akan tetapi juga membutuhkan perawatan dan pemeliharaan rutin. “Bangunan tanggul juga memiliki umur efektivitas manfaatnya, bisa 20 tahun, 50 tahun, bahkan 100 tahun,” imbuhnya.

Reforestasi dan Penanaman Mangrove

Nirwono menyadari biaya perawatan dan pemeliharaan tanggul rutin tak sedikit. Ini menjadi kendala utama sehingga upaya perbaikan tanggul sejak awal sering kali tidak dapat langsung dikerjakan.

Dalam hal ini, ia menekankan pentingnya investasi melalui reforestasi hutan atau mangrove sebagai upaya mengantisipasi banjir rob secara jangka panjang.

“Dengan jumlah dana yang sama untuk pembangunan tanggul atau lebih murah, penanaman mangrove semakin luas semakin efektif mengatasi banjir rob 10-20 tahun ke depan,” ungkapnya.

Ketika pohon mangrove semakin besar maka akan semakin efektif meredam banjir rob, mencegah abrasi pantai dan intrusi air laut. Hal ini juga dapat menghambat terjangan tsunami secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Ini yang tak bisa tanggul lakukan. Tanggul dan pengadaan pompa adalah solusi jangka pendek. Baik pembangunan dan perawatannya membutuhkan biaya mahal,” tuturnya.

Penanaman mangrove bisa menahan gelombang air laut. Foto: Freepik

Penambalan Tanggul Jakarta Retak 

Kepala Satuan Pelaksana Data Pusdatin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Michael Sitanggang menyatakan, saat ini pihak BPBD melakukan koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov DKI Jakarta.

Koordinasi ini untuk melakukan upaya penambalan tanggul Jakarta yang retak tersebut. “Karena pihak SDA yang berkewenangan. Tapi kita sudah koordinasi untuk menambalnya,” katanya.

Pihak BPBD juga melakukan sosialisasi khususnya kepada masyarakat yang ada di pemukiman sekitar tanggul Muara Baru. “Kita sosialisasi untuk memastikan bahwa saat terjadi bencana akan terhubung dengan kita. Dan kita segera tanggap ke lokasi,” ucapnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top