Target Ambisius Pemerintah untuk Akses Air Minum dan Sanitasi

Reading time: 2 menit
(kiri ke kanan) Deputi Menteri PPN Bidang Pengembangan Regional Arifin Rudiyanto, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, dan Direktur Permukiman dan Perumahan Kementerian PPN Nugroho Tri Utomo. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Jakarta (Greeners) – Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan siap memenuhi target 100 persen akses air minum dan sanitasi pada 2019 atau Akses Universal (Universal Access) 2019. Selain itu, pemerintah menargetkan dalam 5 tahun kedepan akan ada peningkatan sebesar 40 persen di bidang sanitasi layak dan 30 persen akses air minum aman.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil sendiri menilai bahwa target tersebut terkesan ambisius. Meski demikian, dirinya yakin bahwa target ini dapat tercapai dengan kerjasama berbagai pihak, mulai dari pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat.

“Pencapaian dalam 5-10 tahun terakhir ini luar biasa. Semua komit. Oleh karena itu, kalau tahun 2014-2015 target tercapai, kedepan ditaruh target yang lebih besar. Mudah-mudahan bisa dicapai. Tapi tentu ada faktor-faktor diluar perkiraan kita, misalnya dampak El Nino ini,” ujar Sofyan kepada Greeners usai menghadiri jumpa pers terkait penyelenggaraan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) di gedung Bappenas, Jakarta, Senin (2/11).

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Menurut Sofyan, pemerintah telah berkomitmen untuk mengutamakan pembangunan air minum dan sanitasi dengan mencantumkan target Universal Access 2019 dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Ia juga menambahkan bahwa saat ini, penyediaan air bersih menjadi prioritas utama pemerintah. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang kesulitan mengakses air bersih meski berada di perkotaan.

“Memang air minum itu masih terbatas sekali di kita. Tahap pertama sekali itu air bersih dulu. Kalau sudah bersih, baru diminum. Air bersih ke air minum kan tinggal kualitasnya. Kenapa air bersih tidak bisa jadi air minum? Mungkin pipanya masih banyak yang kropos, kemudian treatment airnya sendiri. Sekarang ini yang terpenting bagaimana agar ada air bersih. Itu dulu,” katanya.

Untuk menjamin keberhasilan pencapaian target Universal Access 2019, lanjut Sofyan, pemerintah dan pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kepentingan menganggarkan pembiayaan pembangunan air minum dan sanitasi tiga kali lipat dari total anggaran 2010-2014.

“Diperkirakan untuk kebutuhan pembiayaan air minum akan mencapai Rp 275 triliun, sedangkan untuk sanitasi mencapai Rp 273,7 triliun,” terangnya.

Sebagai informasi, akses air minum layak dan sanitasi dasar merupakan bagian dari target Millenium Development Goals (MDGs) yang ditetapkan oleh PBB pada tahun 2000. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia secara nasional telah berhasil mewujudkan air minum layak bagi 68,36 persen populasi dan akses sanitasi dasar kepada 61,04 persen populasi pada tahun 2014.

Penulis: Renty Hutahaean

Top