Bakau Pasir, Spesies Mangrove Kecil yang Kaya Manfaat

Reading time: 2 menit
Bakau pasir bisa jadi material pembuat kertas berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi. Foto: Shutterstock

Bakau pasir (Rhizophora stylosa) merupakan salah satu jenis bakau yang paling terkenal di Indonesia. Dibanding spesies lain, ukuran jenis mangrove ini memang terhitung paling mini. Karena itu, banyak pula yang menyebutnya sebagai bakau kecil.

Bakau adalah tumbuhan kaya guna yang berasal dari famili Rhizophoraceae. Selain menjaga ekosistem pesisir pantai, flora ini juga sering awam manfaatkan untuk berbagai kebutuhan.

Sebagai negara kepulauan, komunitas bakau di Tanah Air ahli ketahui sangat banyak. Flora satu ini dapat kita temukan di hampir seluruh wilayah, mulai dari Sumatra sampai ke Papua.

Bakau pasir sendiri memiliki habitat yang paling unik. Mereka dapat tumbuh di wilayah tepi pantai sampai dataran kering, media tanamnya dapat berupa lumpur, pasir, hingga karang.

Morfologi dan Ciri-Ciri Bakau Pasir

Penampilan spesies bakau kecil memang cukup mirip dengan jenis bakau kurap (Rhizophora mucronata). Karena itu, jangan heran apabila keduanya sering masyarakat anggap serupa.

Bakau pasir bisa berkembang biak dengan satu atau banyak batang. Mereka hanya tumbuh setinggi 10 m, namun mempunyai bunga-bunga kecil berkelompok sebanyak 8-16 kuntum.

Daun mahkota bunga biasanya berwarna putih dan berambut, panjangnya mencapai 8 mm. Buah bakau tersebut tampak kecil dan berwarna cokelat, panjangnya berkisar 2-4 cm saja.

Hipokotil atau bagian batang kecambah terlihat lebih berbintil daripada jenis baku lainnya. Permukaan hipokotil tersebut cukup halus jika tersentuh, panjangnya mencapai 20-35 cm.

Bakau pasir memiliki akar udara dengan percabangan ke bawah. Jangkauan akarnya dapat mencapai 3 m, berbentuk gelombang, dengan bagian kayu berwarna abu-abu kehitaman.

Baca juga: Bakau Minyak, Penjaga Ekologis dan Sumber Ekonomi Warga

Kegunaan dan Manfaat Bakau Pasir

Sudah jadi rahasia umun, jenis kayu dari tumbuhan bakau unggul dijadikan sebagai material bangunan. Ia juga sering warga gunakan sebagai kayu bakar sampai bahan pembuat arang.

Di banyak negara, kulit kayu bakau bahkan awam olah sebagai bahan penyamak. Kulit kayu tersebut pakar sinyalir mampu menghasilkan tanin, sehingga cocok sebagai pewarna alami.

Tidak cuma itu, ahli bahkan mengembangkan bakau pasir sebagai material pembuat kertas. Kualitasnya terbilang unggul, sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi dan laku di pasaran.

Bagi penduduk asli Australia, bakau ini merupakan material utama pembuat bumerang dan tombak. Mereka bahkan mengubahnya menjadi benda-benda penting untuk upacara adat.

Pemanfaatan buah bakau pasir terbilang sangat jarang. Meski begitu, ada pula masyarakat yang mengolahnya menjadi minuman anggur serta ramuan obat untuk kencing berdarah.

Distribusi dan Populasi Bakau Pasir

Distribusi bakau pasir memang sangat luas. Selain di Indonesia, spesiesnya bisa kita jumpai di Taiwan, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Singapura, sampai ke wilayah Australia tropis.

Di Tanah Air sendiri, populasi mangrove ini menyebar mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali dan Lombok. Mereka juga ahli temukan di Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Menurut IUCN Red List, status konservasi R. stylosa berada pada level ‘least concern’ atau berisiko rendah. Meski begitu, tren populasinya makin menurun sehingga perlu dilestarikan.

Di Singapura misalnya, otoritas lokal telah mengubah status bakau pasir ini menjadi rentan. Penyebab kelangkaannya disinyalir akibat kerusakan habitat dan tragedi tumpahan minyak.

Sebagai salah satu mekanisme pelindung laut, menjaga kelestarian jenis bakau kecil sangat penting. Karena itu, manfaatkan tumbuhan ini secara bijak serta bertanggung jawab, ya.

Baca juga: Menggali Keunggulan Keberadaan Mangrove di Indonesia

Taksonomi Jenis Rhizophora Stylosa

Penulis : Yuhan al Khairi

Top