Kirik-Kirik Senja, Burung Pemakan Serangga Bersuara Indah

Reading time: 2 menit
Burung ini punya peran sebagai pemangsa alami sehingga keberadaannya petani gemari. Foto: Shutterstock

Nama kirik-kirik senja mungkin masih terdengar asing di masyarakat. Meski memiliki kicau yang indah, burung ini tergolong jarang dipelihara maupun diperlombakan. Corak bulunya pun terbilang sangat unik karena terdiri dari beberapa warna cerah.

Kirik-kirik senja adalah salah satu anggota keluarga Meropidae dari genus Merops. Satwa ini mempunyai nama ilmiah Merops leschenaultia, sehingga berkerabat dengan kirik-kirik laut.

Selain kirik-kirik laut, burung tropis itu juga berkerabat dengan kirik-kirik biru. Tidak banyak perbedaan antara ketiga spesies ini, kecuali dari sebaran warna bulu ataupun distribusinya.

M. leschenaultia merupakan hewan asli Asia Selatan dan Tenggara. Mereka dapat kita jumpai di banyak tempat, meliputi wilayah Pulau Sumatra, Jawa, Bali, sampai Semenanjung Malaya.

Morfologi dan Ciri-Ciri Kirik-Kirik Senja

Spesies kirik-kirik senja dapat kita tandai dari ukuran tubuhnya yang kecil, yakni berkisar 20 cm. Warna bulunya cokelat dan hijau tua, tapi dihiasi corak berwarna biru di atas ekornya.

Mahkota, tengkuk dan “mantel” burung ini berwarna kecokelatan. Sayap dan ekor berwarna hijau, sedangkan kerongkongannya berwarna kuning dibatasi oleh warna cokelat berangan.

Jika diperhatikan, bagian ekor spesies M. leschenaultia cukup mirip dengan ekor srigunting. Bentuknya ramping dan lebar ke bawah, ukurannya bahkan nyaris menyamai ukuran sayap.

Pada dada bagian atas terdapat garis hitam dengan ukuran kecil. Perutnya berwarna hijau pucat dengan bulu sayap bawah berwarna jingga, yang akan terlihat ketika sedang terbang.

Setrip mata kirik-kirik senja berwarna hitam, sedangkan irisnya bercorak cokelat kemerahan. Hewan ini memiliki paruh runcing berwarna kehitaman dan kaki kecil berwarna cokelat tua.

Habitat dan Distribusi Merops leschenaultia

Tidak cuma Indonesia dan Malaysia, spesies M. leschenaultia menyebar sampai ke Sri Lanka, Nepal dan Tiongkok, tepatnya di wilayah berketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.

Area hutan terbuka atau sekunder merupakan habitat burung ini. Mereka biasanya menetap di wilayah hutan dengan pepohonan jarang, lalu membuat sarang dengan melubangi tanah.

Berbeda dengan burung pengicau lain, sarang kirik-kirik senja tidak terbuat dari akar pohon. Letaknya pun tidak berada di tajuk hutan, tapi di dalam lubang yang berbentuk terowongan.

Di alam liar, spesies M. leschenaultia memakan berbagai spesies lebah, capung, kupu-kupu dan kumbang. Mereka berburu dalam sebuah kelompok, umumnya terdiri dari 5–6 individu.

Melansir daftar merah IUCN, status konservasi kirik-kirik senja berada di level risiko rendah. Tren populasinya pun terus meningkat, sehingga tidak tergolong sebagai satwa yang langka.

Perilaku dan Kebiasaan Kirik-Kirik Senja

Kirik-kirik senja biasanya berkicau ketika terbang. Kicauannya ini berguna untuk komunikasi, terutama dalam memberitahu posisi mangsa atau ancaman predator terhadap anggotanya.

Apabila kita simak, kicau burung tersebut terdengar seperti suara “kri…kri…wiitt…wiit…witt” yang berbunyi terus-menerus. Suaranya nyaring, bertempo rapat dengan nada yang tinggi.

Waktu pengembangbiakkan M. leschenaultia berlangsung mulai dari bulan Juli, September dan Oktober. Saat itu terjadi, mereka akan kembali ke sarangnya untuk kawin dan bertelur.

Kirik-kirik senja mampu menghasilkan telur sebanyak 3–4 butir dalam sekali berbiak. Telur-telur ini berwarna keputih-putihan, tugas pengeramannya dilimpahkan kepada induk betina.

Menariknya, keberadaan kelompok Merops sangat penting bagi kelestarian tanaman jagung. Mereka berguna sebagai pengontrol hama alami, sehingga cukup digemari oleh para petani.

Taksonomi Merops Leschenaultia

Penulis : Yuhan al Khairi

Top