Meninting Besar, Burung Pengicau yang Gemar Merawat Tubuh

Reading time: 3 menit
Meninting Besar/White-crowned Forktail. Foto: Shutterstock

Anda pecinta burung pengicau? Pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Meninting Besar. Burung yang publik sebut sebagai Kacer Air ini memang pandai bernyanyi. Berkat tampilannya yang cantik, banyak masyarakat yang tertarik memelihara hewan tersebut.

White-crowned Forktail atau ahli kenal sebagai Enicurus leschenaultia merupakan spesies burung dari keluarga Muscicapidae. Ia memiliki ordo Passeriformes dan tergabung dalam genus Enicurus.

Berdasarkan klasifikasinya, spesies kacer air memang masih berkerabat dengan Kucica Kampung atau Burung Kacer (Copsychus saularis). Keduanya pun memiliki ciri fisik yang hampir serupa.

Kendati demikian, burung kacer pada dasarnya berasal dari genus Copsychus. Sebab mudah kita temukan di kawasan perairan, burung meninting besar lantas warga juluki sebagai kacer air.

Persebaran Meninting Besar di Seluruh Dunia

Di Tanah Air, peta persebaran spesies E. leschenaultia terbilang sangat luas. Burung yang satu ini dapat kita jumpai mulai dari Pulau Jawa, Bali, Sumatera, sampai dengan Pulau Kalimantan.

Dua spesies Enicurus lain juga menyebar ke sejumlah wilayah; E. velatus pakar temukan di Pulau Jawa dan Sumatera, sedang E. ruficapillus terdistribusi sampai ke Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Tidak cuma Indonesia, persebaran subspesies meninting besar bahkan hampir meliputi seluruh negara di Asia. Supaya lebih jelas, berikut distribusi kacer air berdasarkan subspesiesnya:

  • E. L. indicus: Himalaya timur, Myanmar, China selatan, Thailand dan Indochina.
  • E. L. frontalis: Semenanjung Malaysia tengah dan selatan, Sumatera, Nias, dan Kalimantan.
  • E. L. sinensis: China selatan dan timur, termasuk Hainan.
  • E. L. borneensis: Dataran tinggi Pulau Kalimantan.
  • E. L. chaseni: Pulau Batu di sebelah barat Sumatera
  • E. L. leschenaulti: Pulau Jawa dan Bali.

Habitat dan Ciri-Ciri Burung Meninting Besar

Persis seperti namanya, ukuran tubuh meninting besar memang lebih bongsor dibandingkan dua saudaranya. Panjang tubuh mereka berkisar 25 cm, dengan corak bulu berwarna hitam dan putih.

Bagian dahi dan mahkota depannya berwarna putih, sedang sisi kepala, tengkuk dan dadanya berwarna hitam. Bagian mahkota kecar air cukup unik, sebab mampu membentuk seperti jambul.

Perut, punggung bawah dan tunggir mereka berwarna putih, dengan bulu sayap berwarna hitam serta bercorak putih. Bulu ekornya tampak menggarpu dengan bagian ujung berwarna putih.

Walau persebarannya cukup luas, burung meninting besar pada dasarnya tidak bisa kita temukan di sembarang tempat. Aktivitas mereka terbatas di sekitar sungai dataran rendah sampai perbukitan.

Menurut pengamatan ahli, jenis white-crowned forktail dapat dengan mudah warga jumpai di sekitar aliran sungai dangkal dan berbatu hingga ketinggian 1.400 m di atas permukaan laut.

Pola Hidup dan Kebiasaan Meninting Besar

Berbagai spesies meninting pakar identifikasi sebagai burung yang aktif. Mereka tergolong sebagai hewan yang lincah, sebab jarang terlihat beristirahat pada area sungai beraliran deras.

Burung ini mempunyai kebiasaan berdiri di atas bebatuan sungai. Ia kemudian melompat atau berjalan di sepanjang bebatuan, sambil mencari makan serta mengembangkan ekornya.

Mengembangkan ekor adalah salah satu aktivitas favorit dari meninting besar. Mereka juga publik kenal sebagai hewan yang pesolek, sebab gemar “bersih-bersih” di sekitar perairan sungai.

Bukan hanya itu, kebiasaan E. leschenaultia dapat kita identifikasi berdasarkan jenis makanan, reproduksi, sarang, dan kicaunya. Agar tidak penasaran, berikut Greeners rangkum untuk Anda.

1. Jenis Makanan

Layaknya spesies pengicau, burung ini ahli ketahui mengonsumsi larva dan siput untuk bertahan hidup. Mereka juga suka berburu ulat, jangkrik dan serangga lain yang ada di sekitar tepi sungai.

2. Reproduksi Meninting Besar

Musim kawin meninting besar berlangsung mulai dari bulan April hingga bulan Juni. Jumlah telur yang mampu meninting betina hasilkan adalah sebanyak 3 – 4 butir.

Masa mengerami sendiri berlangsung selama 17 – 19 hari. Uniknya, setelah menetas white-crowned forktail anakan sudah bisa hidup mandiri mulai usia 15 – 17 hari, lho!

3. Sarang dan Kicau

Sarang mereka terbuat dari akar-akaran, daun, dan lumut yang dibangun di antara bebatuan di dekat sungai dangkal. Lokasinya biasanya tersembunyi atau terselip di antara akar-akar pohon.

Melengking dan tajam merupakan ciri khas dari kicau spesies meninting. Meski berasal dari famili Muscicapidae, tidak ada yang tahu apakah burung ini mampu meniru kicauan burung lainnya.

Taksonomi Burung Meninting Besar

Penulis: Yuhan Al Khairi

Top