Tapak Dara, Tanaman Mungil Penumpas Kanker

Reading time: 2 menit
tanaman tapak dara
Tapak dara (Catharanthus roseus). Foto: wikimedia commons

Pengetahuan penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional telah diwariskan secara turun-temurun. World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan obat tradisional, termasuk herbal, dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit. Begitu juga dengan pemanfaatan tapak dara sebagai tanaman obat. Selain jumlahnya banyak dan mudah ditemukan di berbagai wilayah, tanaman berbunga mungil ini mempunyai khasiat yang besar untuk kesehatan manusia.

Tapak dara (Catharanthus roseus) dikenal dengan berbagai sebutan ilmiah Vinca rosea, Vinca multiflora, Ammocallis rosea dan Lochnera rosea. Tapak dara pun mempunyai banyak penamaan di berbagai negara. Di Indonesia dikenal dengan tapak dara, rutu-rutu, kembang serdadu; di Inggris dikenal dengan nama madagascar periwinkle, rose periwinkle; di Melayu disebut kemunting cina; di Vietnam hoa hai dang, Filipina tsitsirika; dan Cina chang chun hua.

Tapak dara berasal dari Amerika Tengah dan umumnya ditanam sebagai tanaman hias. Tanaman ini tumbuh subur di pedesaan beriklim tropis namun bisa ditemukan di berbagai tempat dengan iklim yang berbeda-beda. Ia dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.

Tanaman tapak dara memiliki tinggi 0.2 – 0.8 m dan batangnya bercabang banyak. Tanaman ini bisa diperbanyak dengan biji, stek batang, atau akar. Batangnya berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas dan bercabang. Bentuk daun memanjang dengan bulu-bulu halus di kedua sisinya dan posisi daun saling berhadapan.

tanaman tapak dara

Foto: wikimedia commons

Bunga tapak dara tumbuh di ketiak daun dan berukuran kecil, sepintas mirip telapak burung merpati sehingga tanaman ini dijuluki dengan tapak dara (telapak merpati). Pada umumnya bunga tapak dara berwarna putih dan ungu yang terdiri atas 5 kelopak.

Pada akar, batang, daun hingga bunganya mengandung berbagai zat kimia yang bermanfaat untuk pengobatan. Kandungan senyawa aktif tapak dara sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, geografis, dan unsur hara di dalam tanah. Hasil analisa fitokimia pada ekstrak daun tapak dara menunjukkan adanya kandungan tanin, triterpenoid, alkaloid (seperti vinblastin, vinkristin, vinceine), dan flavonoid.

Dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, tidak heran jika tanaman ini memiliki berbagai khasiat obat, diantaranya sebagai penenang (sedatif), menghentikan perdarahan (hemostatis), menetralkan panas, dan mengobati diabetes.

Tapak dara juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat untuk mengobati penyakit tumor ganas dan leukemia (kanker darah) pada anak-anak, kanker payudara, kanker limposit dan kanker uterus. Senyawa vinblastine dan vinkristin digunakan sebagai obat kanker yang diekstrak dari daun tanaman tapak dara. Seperti dikutip dari portal uny.ac.id, pemanfaatan tanaman tapak dara sebagai obat leukemia dilakukan dengan mengeringkan bunga dan daunnya untuk dijadikan teh celup.

tanaman tapak dara

Penulis: Sarah R. Megumi

Top