White Rot Fungus, Spesies Jamur Lentinus yang Berkhasiat

Reading time: 2 menit
Jamur ini kaya manfaat untuk kesehatan. Uniknya ia tidak tumbuh di atas permukaan tanah. Foto: Shutterstock

White rot fungus adalah salah satu spesies jamur yang berasal dari keluarga Polyporaceae. Mereka pakar golongkan sebagai jamur saprofit, sehingga mampu berkembang biak pada batang pohon yang telah mati.

White rot fungus ilmuwan kenal dengan nama binomial Lentinus sajor-caju. Kelompoknya berkerabat dengan jamur shitake, walaupun berasal dari keluarga dan genus yang berbeda.

Secara klasifikasi, L. sajor-caju sebenarnya berada dalam satu suku dengan L. Squarrosulus. Keduanya pakar ketahui berasal dari genus Lentinus, termasuk 118 spesies jamur lainnya.

Lentinus memiliki anggota yang cukup besar. Mereka berkembang biak di daerah subtropis sehingga mudah kita jumpai di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok dan sebagainya.

Mengenal Jenis Jamur dari Suku Lentinus

White rot fungus berkembang biak secara berkelompok atau soliter. Nama sukunya berasal dari bahasa Latin lent yang berarti “lentur,” serta kata inus yang bermakna “menyerupai.”

Pada awalnya, L. sajor-caju pakar pakar sebagai Pleurotus pulmonarius. Namun melalui riset DNA lanjutan, barulah diketahui bahwa spesies jamur ini lebih dekat dengan genus Lentinus.

Di Indonesia sendiri, jamur Lentinus dapat kita jumpai di Papua Barat. Spesies paling umum yang ahli temukan adalah L. tuberregium dan L. badius, spesies Lentinus asli wilayah tropis.

Merujuk sejumlah sumber, anggota suku white rot fungus mengandung banyak nutrisi baik. Di dalamnya tersedia karbohidrat, protein, serta lemak yang baik untuk kesehatan manusia.

Walau tidak terlalu lazim, sebagian besar jamur Lentinus sebenarnya dapat kita konsumsi. Mereka bahkan berkhasiat sebagai obat karena mengandung vitamin, serat, serta mineral.

Baca juga: Jamur Matsutake, Fungi Langka Bahan Dasar Kuliner Mewah

Morfologi dan Ciri-Ciri White Rot Fungus

Melansir Teriin.org, white rot fungus bisa kita tandai dari penutupnya yang berukuran 10-50 mm. Bentuknya lebar dan cembung, namun terlihat dangkal dan sempit saat berusia muda.

Mulanya, warna penutup jamur ini tampak putih kekuningan. Namun seiring berjalan waktu, warna itu berubah menjadi abu-abu kecokelatan dengan bentuk melengkuk dan agak keras.

Bagian lamelanya justru tampak padat, berwarna putih sampai putih kekuningan. Stiep atau batang fungi berukuran 5-20 x 3-9 mm, berwarna putih, padat, namun halus dan agak pipih.

Tersedia anulus (cincin fungi) pada white rot fungus, bentuknya tebal dan terletak di tengah-tengah batang. Fungi ini tidak memiliki volva karena tidak tumbuh di atas permukaan tanah.

Secara kasat mata, ciri fisik L. sajor-caju dan L. Squarrosulus memang cukup mirip. Keduanya memiliki tudung putih kecokelatan, walau L. sajor-caju tampak lebih mengkerucut dan rata.

Manfaat White Rot Fungus bagi Kesehatan

Mengonsumsi white rot fungus ahli sinyalir berguna menangkal berbagai penyakit. Mereka pakar duga memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi, namun rendah lemak.

Kandungan vitamin, karotenoid, dan mineralnya juga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Karena itu, ia dianggap sebagai makanan nutraceutical dalam pola diet seseorang.

Spesies L. sajor-caju menunjukkan sifat antioksidan yang kuat. Mereka juga memperlihatkan aktivitas antibakteri moderat terhadap kelompok Streptococcus aureus dan Vibrio cholerae.

Merujuk berbagai studi, kehadiran vitamin dan karotenoid pada fungi L. sajor-caju berperan protektif dalam menangkal penyakit, di antaranya kanker hingga penyakit kardiovaskular.

Bukan cuma itu, white rot fungus bahkan ahli ketahui memiliki sifat antineoplastik. Artinya, mereka mampu menghambat atau menghentikan perkembangan tumor, yakni neoplasma.

Baca juga: Jamur Tiram, Fungi Bertudung Putih yang Baik bagi Kesehatan

Taksonomi Spesies Lentinus Sajor-caju

Penulis : Yuhan al Khairi

Top