Berjemur di Pagi Hari Belum Tentu Membunuh Virus Korona

Reading time: 2 menit
Berjemur
Foto: shutterstock.com

Saat pandemi Covid-19, masyarakat melakukan apa pun agar dapat terhindar dari virus corona. Upaya tersebut di antaranya mulai dari mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, menerapkan pembatasan fisik, hingga berjemur di pagi hari yang dipercaya dapat mematikan virus corona.

Masyarakat meyakini bahwa paparan sinar matahari yang langsung mengenai kulit  dapat membunuh perkembangan virus dan bakteri. Asumsi yang tengah berkembang dengan cepat tersebut justru dinilai kurang tepat. Menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Inneke Jane Hidajat, jika sinar mentari dapat mematikan coronavirus, seharusnya virus tersebut sudah musnah dari permukaan bumi karena matahari bersinar terus sepanjang hari.

“Berjemur tidak bisa menghambat perkembangan virus karena harus membutuhkan intensitas yang tinggi. Untuk menghambat perkembangan DNA virus harus dengan intensitas kurang lebih 10 sampai 56 derajat celcius,” ucap Jane.

Baca juga: 6 Cara Pencegahan Covid-19 Ketika Berada di Luar Rumah

Menurutnya untuk membunuh virus harus menggunakan alat atau fasilitas kesehatan yang mengeluarkan sinar ultraviolet. Ia menuturkan biasanya sinar yang digunakan sudah diatur panjang gelombangnya sehingga dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri maupun virus.

Jane mengatakan paparan sinar matahari di pagi hari atau yang disebut UVB bermanfaat sebagai vitamin D atau modulasi imunitas. Modulasi artinya menekan sesuatu yang berlebihan di dalam tubuh memperbaiki yang kurang. “Jadi bukan hanya meningkatkan, tetapi membuat balance,” ucapnya.

Memakai sunblock

Memakai tabir surya sebelum berjemur mencegah terjadinya sunburn atau efek terbakar sinar matahari. Foto: shutterstock.com

Untuk mendapatkan sinar UVB  pada tubuh, kata dia, tidak harus berjemur pada jam 10 pagi. Pancaran sinar UVB justru mulai muncul sekitar pukul 8 pagi. Sementara untuk lama paparan sinar sebaiknya 30 menit di jam 8 pagi dan 15 menit di jam 10 pagi.

Ia menyarankan saat berjemur disertai dengan memakai tabir surya (sunblock). Meski pemakaian losion tersebut tidak 100 persen menyaring sinar matahari yang terkena kulit, tetapi ini justru menghambat terjadinya kemerahan atau sunburn. Menurutnya, orang bisa terpapar matahari lebih lama tanpa ada efek tersebut.

Baca juga: 4 Cara Mencuci Buah dan Sayuran agar Tetap Aman

Sunburn atau efek terbakar sinar matahari merupakan keadaan kemerahan pada kulit dan mengindikasikan adanya kerusakan pada kulit. Dampak pancaran sinar matahari selama bertahun-bertahun, kata Jane, dapat menimbulkan kerutan lebih cepat dan berisiko mengakibatkan penyakit kanker kulit.

Jane menambahkan faktor genetik juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker kulit. Ia menilai orang berkulit putih lebih mudah terkena kanker kulit, tetapi tidak berarti tipe kulit asia terbebas dari risiko itu. “Sunblock tidak akan mengurangi manfaat UV. Justru diuntungkan karena kulit tidak akan sunburn meskipun sudah terpapar dengan matahari,” ujarnya.

Penulis: Ridho Pambudi

Top