Saat pandemi Covid-19, masyarakat melakukan apa pun agar dapat terhindar dari virus corona. Upaya tersebut di antaranya mulai dari mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer,Β menerapkan pembatasan fisik, hingga berjemurΒ diΒ pagiΒ hari yang dipercaya dapat mematikan virus corona.
Masyarakat meyakini bahwa paparan sinar matahari yang langsung mengenai kulit Β dapat membunuh perkembangan virus dan bakteri. Asumsi yang tengah berkembang dengan cepat tersebut justru dinilai kurang tepat. Menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Inneke Jane Hidajat, jika sinar mentari dapat mematikan coronavirus, seharusnya virus tersebut sudah musnah dari permukaan bumi karena matahari bersinar terus sepanjang hari.
βBerjemur tidak bisa menghambat perkembangan virus karena harus membutuhkan intensitas yang tinggi. Untuk menghambat perkembangan DNA virus harus dengan intensitas kurang lebih 10 sampai 56 derajat celcius,β ucap Jane.
Baca juga: 6 Cara Pencegahan Covid-19Β Ketika Berada di Luar Rumah
Menurutnya untuk membunuh virus harus menggunakan alat atau fasilitas kesehatan yang mengeluarkan sinar ultraviolet. Ia menuturkan biasanya sinar yang digunakan sudah diatur panjang gelombangnya sehingga dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri maupun virus.
Jane mengatakan paparan sinar matahari di pagi hari atau yang disebut UVB bermanfaat sebagai vitamin D atau modulasi imunitas. Modulasi artinya menekan sesuatu yang berlebihan di dalam tubuh memperbaiki yang kurang. βJadi bukan hanya meningkatkan, tetapi membuat balance,β ucapnya.

Memakai tabir surya sebelum berjemur mencegah terjadinya sunburn atau efek terbakar sinar matahari. Foto: shutterstock.com
Untuk mendapatkan sinar UVB Β pada tubuh, kata dia, tidakΒ harusΒ berjemur pada jamΒ 10 pagi. PancaranΒ sinar UVBΒ justru mulai muncul sekitar pukul 8 pagi.Β Sementara untukΒ lama paparan sinarΒ sebaiknya 30 menit di jam 8 pagi dan 15 menit di jam 10 pagi.
Ia menyarankan saat berjemurΒ disertai dengan memakaiΒ tabir surya (sunblock). Meski pemakaian losion tersebut tidak 100 persen menyaring sinar matahari yang terkena kulit, tetapi ini justru menghambat terjadinya kemerahan atau sunburn. Menurutnya, orang bisa terpapar matahari lebih lama tanpa ada efek tersebut.
Baca juga: 4 Cara Mencuci Buah dan Sayuran agar Tetap Aman
SunburnΒ atau efek terbakar sinar matahari merupakan keadaan kemerahan pada kulit dan mengindikasikan adanya kerusakan pada kulit. Dampak pancaran sinar matahari selama bertahun-bertahun, kata Jane, dapat menimbulkan kerutan lebih cepat dan berisiko mengakibatkan penyakit kanker kulit.
Jane menambahkan faktor genetikΒ juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker kulit. Ia menilai orang berkulit putihΒ lebih mudah terkena kanker kulit,Β tetapi tidak berartiΒ tipeΒ kulit asia terbebasΒ dari risiko itu. βSunblockΒ tidak akanΒ mengurangi manfaatΒ UV. Justru diuntungkanΒ karena kulitΒ tidakΒ akan sunburnΒ meskipun sudah terpaparΒ dengan matahari,β ujarnya.
Penulis: Ridho Pambudi