Mode
Merek pakaian Vollebak menciptakan pakaian yang berbeda dari biasanya. Duo kembar pendiri perusahaan, Nick dan Steve Tidball menawarkan inovasi baru bagi bidang fesyen dengan menciptakan kaus berbahan dasar alga.
Gerakan lingkungan hidup yang semakin masif mendorong industri untuk terus beradaptasi. Demikian pula dengan industri mode. Konsumen yang sudah lebih sadar akan kondisi lingkungan hidup kini lebih memilih mode yang ramah lingkungan. Sustainable fashion, fesyen berkelanjutan, pun mulai digaungkan.
Keterkaitan manusia dan alam dalam mengelola bumi menginspirasi Vanni Leung. Berangkat dari inspirasi, praktisi mode dan wirausahawan ini membangun merek fesyen berkelanjutan, Valani.
Perusahaan perlengkapan alat olahraga, Nike, meluncurkan jersey ramah lingkungan dari limbah plastik untuk klub sepak bola Liverpool.
Berawal dari kecintan terhadap olahraga papan seperti skateboard dan selancar, David Python dan Fernando Porto memutuskan mendirikan Cariuma, produsen sepatu kets berkelanjutan berbahan dasar tumbuhan (vegan). Dua sahabat asal Brazil ini memutuskan meninggalkan pekerjaan mereka dan memilih mendirikan perusahaan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan manusia tetapi juga peduli terhadap kelestarian bumi.
Produksi pakaian yang begitu meningkat berdampak buruk bagi lingkungan hidup. BBC menulis timbulan sampah tekstil tak kurang dari 92 juta ton per tahun.
Tiga tahun sejak didirkannya, pada Juli 2020 Fenty Beauty mengeluarkan lini baru perawatan tubuh yang diberi nama Fenty Skin. Melalui Fenty Skin, Rihanna kembali memberi contoh baik bagi industri kecantikan dengan produk perawatan kulit yang berkelanjutan.
Organisasi pecinta hewan PETA menyebut lebih dari satu trilyun hewan tersiksa karena diambil kulitnya untuk industri mode. Produsen pun mulai menawarkan produk cruelty free, bebas kejahatan. Salah satunya adalah Mio Borsa yang menuluncurkan tas kulit vegan.
Karun, produsen kacamata asal Chili, Amerika Selatan, memproduksi kacamata ramah lingkungan berbahan dasar kayu bekas dan jaring ikan bekas.
Sebagian besar pakaian dibuat dengan bahan dan proses berkelanjutan termasuk bahan organik, pewarna yang berdampak rendah, dan pencucian hemat air.
Kaktus ini dapat dibentuk menjadi jaket, dompet, jok mobil, dan barang lain yang terbuat dari kulit sapi serta dapat bertahan hingga satu dekade.
Mara Hoffman memakai serat repreve yang merupakan bahan poliester dari botol plastik daur ulang sehingga menghasilkan serat berperforma unggul.
Perhiasan atau aksesori ini terbuat dari gabus yang merupakan lapisan luar kulit kayu pohon oak dan dipanen setiap tahun.