Mode
Jika Anda mengaku sebagai seorang yang ramah lingkungan, salah satu aspek yang perlu Anda perhatikan adalah memilih fesyen berkelanjutan.
Bumi kita tak sanggup lagi menampung jumlah limbah pakaian yang sangat besar per tahunnya. Tetapi di Prato, Italia, pakaian bekas dapat bertransormasi menjadi pakaian baru.
Pernahkah Sobat Greeners mendengar kata “Hemp”? Hemp atau rami merupakan salah satu jenis dari tanaman Cannabis yang mulai dikembangkan dalam industri fesyen.
Prada menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan dengan peluncuran koleksi tas nilon berbahan plastik daur ulang.
Kain bambu terbuat dari serat hasil panen dari tumbuhan bambu. Hasil kain biasanya lembut, nyaman, dan menyerap, serta dapat Anda gunakan untuk pembuatan pakaian, seprei, kaos kaki, handuk, dan popok yang penggunaannya bisa berulang kali. Namun, apakah tekstil serat bambu untuk industri mode berkelanjutan?
The Big Favorite datang menjawab permasalahan penumpukan pakaian dalam sekali pakai di tempat pembuangan akhir.
Perusahaan pakaian Patagonia lagi-lagi melakukan terobosan. Mereka menawarkan opsi untuk membeli barang-barang bekas pakai mereka.
Penyebab sepuluh persen dari kerusakan bumi adalah pewarnaan pakaian serta pengolahaannya. Inilah alasan Salire Studio terbentuk.
Para pengrajin menggabungkan keterampilan, teknologi, dan data untuk mewujudukan mode berkelanjutan demi menghindari ekonomi linier.
Adanya kasus virus covid-19 yang bermutasi di peternakan bulu Denmark, semakin mendorong sikap industri mode tanpa bulu.
Ford merilis jam tangan baru yang terbuat 100% dari sampah plastik yang ada di laut.
Memberdayakan pekerja perempuan dari penjuru negeri, Toraja Melo, melawan industri fesyen cepat global dengan busana berkualitas khas Bumi Pertiwi.
Pada pekan mode di Milan, Italia, Bottega memamerkan bot yang sepenuhnya terbuat dari bahan yang dapat terurai secara hayati. Bot yang terbuat dari kopi dan tebu ini memiliki model unik. Haknya nampak seperti bakiak karena bentuknya yang tebal.