Gula Tambahan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Reading time: 2 menit
Gula
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan berpotensi meningkatkan berbagai risiko penyakit. Foto: pexels.com

Kopi susu kekinian serta boba, minuman teh susu dengan bulatan tapioka asal Taiwan, masih terus menghiasi layar media sosial. Tak dapat dipungkiri, jenis minuman ini dapat membantu menghilangkan kepenatan saat bekerja dari rumah di masa pandemi. Sayangnya, kebiasaan mengonsumsi produk dengan gula tambahan seperti ini dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit.

Asupan gula pun tidak melulu berupa gula tebu dalam kemasan yang biasa kita tambahkan sendiri ke dalam makanan dan minuman. Mengingat sifatnya yang dapat mengawetkan makanan, gula kerap hadir di beragam produk dalam bentuk gula tambahan. Dikutip dari Harvard Health Publishing, minuman ringan dan sebagian besar makanan olahan seperti sup kalengan, roti, olahan daging, serta beragam saus pun mengandung gula tambahan.

Profesor di bidang nutrisi dari Harvard T. H Chan School of Public Health, Dr. Frank Hu, mengklaim diet tinggi gula tidak hanya buruk bagi pengidap obesitas dan diabetes, melainkan juga dapat memacu risiko penyakit jantung. Lebih jauh, Dr. Hu dalam JAMA Internal Medicine 2014, menjabarkan pasien yang memenuhi 17-21 persen kalori mereka dengan gula tambahan, memiliki risiko 38 persen lebih tinggi untuk meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Baca juga : Bahayakah Kandungan Gula pada Buah?

Gula

Gula kerap hadir di beragam produk dalam bentuk pemanis tambahan. Foto: pexels.com

Pakar Sarankan Diet Rendah Gula

Dr. Hu menerangkan, asupan gula tambahan berlebih berdampak pada tekanan darah tinggi, peradangan, penambahan berat badan, diabetes, dan perlemakan hati. Dampak buruk inilah yang terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. American Heart Association, menyarankan konsumsi gula tidak lebih dari 150 kalori, atau sekitar sembilan sendok teh gula tambahan per hari.

Untuk mengantisipasi beragam penyakit yang dipicu oleh diet tinggi gula, Dr. Hu menyarankan gaya hidup sehat dengan diet rendah gula. Diet ini dapat dilakukan dengan menakar total asupan gula serta gula tambahan untuk konsumsi harian.

Baca juga : Jam Kerja Berlebih Meningkatkan Risiko Jantung Koroner

Meskipun diet tinggi gula berdampak buruk bagi kesehatan, Dr. Hu pun mewanti-wanti untuk tidak langsung menghapus asupan gula dalam konsumsi sehari-hari. Pasalnya, dengan memangkas asupan gula secara tiba-tiba, tubuh akan mencari rasa manis dan berakhir mengonsumsi lebih banyak makanan kaya gula seperti nasi putih dan roti.

“Makanan seperti roti tawar putih dan nasi putih dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Selain itu beragam jenis makanan ringan lainnya yang tinggi lemak jenuh dan sodium yang juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan jantung,” ujarnya.

Penulis: Ridho Pambudi

Top