Teknologi Digital Bisa Bantu Konservasi Satwa Liar Lebih Mudah

Reading time: 2 menit
World Wildlife Day menyoroti pentingnya mengeksplorasi inovasi digital dalam upaya konservasi satwa liar. Foto: United Nations
World Wildlife Day menyoroti pentingnya mengeksplorasi inovasi digital dalam upaya konservasi satwa liar. Foto: United Nations

Jakarta (Greeners) – Peringatan World Wildlife Day ke-51 tahun ini menyoroti pentingnya mengeksplorasi inovasi digital dalam upaya konservasi satwa liar. Dengan memanfaatkan teknologi digital, semakin mudah membantu para pegiat konservasi dalam melindungi satwa liar di habitatnya.

World Wildlife Day diperingati setiap tahun pada tanggal 3 Maret. Tema tahun ini adalah “Connecting People and Planet: Exploring Digital Innovation in Wildlife Conservation”. Momen hari satwa liar sedunia telah mengingatkan seluruh negara untuk lebih mengeksplorasi inovasi digital dan berupaya untuk melindungi satwa.

Saat ini, dunia juga sedang mengalami revolusi digital global. Alhasil, setiap orang berpeluang untuk memanfaatkan kekuatan transformasi digital, termasuk upaya konservasi. Wildlife Day United Nations melansir bahwa inovasi teknologi ini berperan penting dalam penelitian, komunikasi, pelacakan, analisis DNA, dan banyak aspek lainnya. Sehingga, konservasi satwa liar menjadi lebih mudah, efisien, dan akurat.

BACA JUGA: Konservasi Berkelanjutan Satwa Liar Bisa Datangkan Rupiah

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan, teknologi digital dapat membantu membalikkan keadaan. Misalnya, satelit saat ini sudah membantu melacak hewan-hewan yang terancam. Kemudian, data yang memetakan migrasi satwa liar dan penggunaan lahan telah mendukung upaya untuk melindungi mereka.

“Jika digunakan secara bertanggung jawab, berkelanjutan, dan adil, teknologi digital berpotensi merevolusi konservasi. Namun, kita masih memerlukan upaya bersama dari berbagai negara, perusahaan, dan individu untuk membantu mengangkat satwa liar dunia dari kepunahan dan membangun masa depan yang adil dan berkelanjutan,” ungkap Guterres lewat keterangan tertulis, Minggu (3/3).

Guterres juga terus mendesak negara-negara untuk segera bertindak guna mengurangi emisi secara signifikan dan beradaptasi terhadap iklim ekstrem. Ia juga meminta semua negara untuk mencegah polusi dan mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati, termasuk mengakui peran masyarakat adat dalam melindungi keanekaragaman hayati.

Ilustrasi satwa liar. Foto: Freepik

Ilustrasi satwa liar. Foto: Freepik

Inovasi Digital Bantu Jaga Keanekaragaman Hayati

Sementara itu, Sekretaris Jenderal CITES Ivonne Higuero mengatakan keberadaan inovasi digital dapat membantu menjaga keanekaragaman hayati. Bahkan, banyak aplikasi inovatif yang dapat membantu membedakan berbagai spesies harimau dalam hitungan detik.

Drone membantu kita menjelajahi wilayah yang luas untuk menemukan lokasi sarang penyu. Sistem pelacakan canggih, analisis data real-time, dan solusi berbasis artificial intelligence (AI) membantu para pegiat konservasi di seluruh dunia untuk mengidentifikasi, memantau, melacak, dan pada akhirnya melestarikan satwa liar,” kata Ivonne.

BACA JUGA: Sampah Laut: Ancaman Serius bagi Satwa di Pulau Rambut

Ivonne melanjutkan, seiring dengan meningkatnya kapasitas teknologi saat ini, revitalisasi terhadap pembangunan berkelanjutan juga sangat penting. Hal ini termasuk mencegah dampak ekologis yang merusak dan memitigasi ancaman terhadap spesies.

“Pembangunan berkelanjutan juga perlu memastikan inklusi digital bagi semua orang pada tahun 2030. Sekarang adalah kesempatan kita untuk memanfaatkan teknologi baru, baik bagi alam maupun umat manusia. Sekarang waktunya untuk membangun masa depan berkelanjutan di mana planet dan seluruh umat manusia dapat berkembang,” ujar Ivonne.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top