Jakarta (Greeners) – Korps Pecinta Alam Universitas Hasanuddin (Korpala Unhas) punya keterlibatan di alam bebas. Komunitas kemahasiswaan ini menitikberatkan kegiatan alam terbuka yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan, petualangan dan humanisme.
Korpala Unhas awalnya berdiri melalui pendakian ke puncak Bawkaraeng pada tahun 1985. Pendakian tersebut dilakukan oleh 11 orang yang kini mereka tetapkan sebagai pendiri Korpala Unhas.
Kegiatan menantang seperti mendaki gunung, panjat tebing, susur gua serta penelusuran sungai dan laut terus para anggota lakukan hingga saat ini.
Kepala Korpala Unhas, Jum Ma’ruf Bilna Lilhaslam mengatakan, Korpala Unhas rutin melakukan riset di alam setiap tahunnya dan saat ini kegiatan sedang fokus menyalurkan bibit kepada masyarakat dalam misi penghijauan.
“Ada riset yang selalu kami lakukan di antaranya operasi dan ekspedisi. Kalau untuk dedikasi akademis, saat ini sedang melakukan penyaluran bibit kepada masyarakat,” kata Ma’ruf kepada Greeners, baru-baru ini.
Komunitas di Sulawesi ini juga telah berkontribusi dalam kegiatan sosial dan lingkungan di lingkup masyarakat. Kegiatan di bidang kesehatan biasanya berupa penyuluhan kesehatan, donor darah, dan pengobatan gratis.
Sedangkan di bidang lingkungan fokus pada kegiatan penghijauan di beberapa lokasi. Kemudian mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan hidup.
Temukan Dolina Terbesar di Indonesia
Dalam penelusurannya di alam, mereka pun pernah menemukan dolina terbesar di Indonesia. Penemuan ini menjadi prestasi yang membanggakan bagi Korpala Unhas. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras Tim Operasi Gua Padangguni. Awalnya, misi Tim Padangguni memetakan gua terbesar di Indonesia dan mengumpulkan data flora serta fauna.
Dolin atau sinkhole adalah depresi (lubang di tanah) yang disebabkan oleh beberapa bentuk keruntuhan lapisan permukaan. Dolina terbesar ini berhasil mereka temukan pada tahun 2022 di wilayah Konawe, Sulawesi Tenggara.
Dolina ini berukuran 300×200 meter dengan kedalaman 200×210 meter dan menjadi dolina terbesar yang sebelumnya pernah ada di Kuom, Papua.
Pendidikan Dasar sebagai Bekal Korpala Unhas
Sementara itu, untuk menjaring anggota yang tangguh, sejak tahun 1987 mereka menerapkan mekanisme seleksi dalam sistem penerimaan anggotanya, untuk mengikuti pendidikan dasar (dikdas). Setelah menyelesaikan dikdas, proses selanjutnya harus diselesaikan untuk mendapatkan nomor keanggotaan tetap.
Selama proses inilah “seleksi alam'” terjadi dan yang tersisa hanya mereka yang benar-benar mampu membentuk karakter tangguh. Hal ini sekaligus sebagai tolak ukur “kualitas” setiap anggota Korpala.
Melalui sistem ini, Korpala akan membantu membentuk kualitas mental dan kepribadian anggota agar dapat berkembang secara optimal.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin