COP28: Fans K-Pop Minta Merek Fesyen Stop Greenwashing

Reading time: 3 menit
Penggemar K-pop meminta merek fesyen mewah berhenti greenwashing. Foto: Kpop4Planet
Penggemar K-pop meminta merek fesyen mewah berhenti greenwashing. Foto: Kpop4Planet

Jakarta (Greeners) – Penggemar K-pop meminta merek fesyen mewah berhenti greenwashing, lewat aksi daring dalam momen Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP28 di Dubai. Mereka meminta para industeri fesyen berhenti menggunakan bahan bakar fosil. Kemudian, lebih meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam rantai pasoknya.

Aksi daring global di media sosial ini berlangsung beberapa hari sebelum pertemuan Piagam Industri Fesyen PBB untuk aksi iklim (UN Fashion Industry Charter for Climate Action) yang terjadwal di COP. Kemudian, aksi pun akan dihadiri oleh para penandatangan piagam serta perwakilan merek fesyen utama, terutama grup industri mewah Prancis LVMH.

Piagam ini dirancang agar industri fesyen bersatu. Selain itu, menciptakan rencana yang jelas untuk mencapai emisi nol bersih (net-zero emission) pada tahun 2050. Namun, menurut Vougue Business, piagam tersebut belum berbuat banyak dalam menunjukkan aksi nyata.

BACA JUGA: Aktivis Lingkungan K-Pop Lee Dayeon Terpilih BBC 100 Women

Sementara itu, industri fesyen mewah seperti Chanel dan Dior memilih bintang K-pop untuk menjangkau pasar anak muda, terutama di Asia. Namun, di saat adanya ancaman nyata pendidihan global, para penggemar  menginginkan industri fesyen berhenti menyembunyikan komitmen iklim lemah mereka di balik para bintang.

“Sebagai penggemar yang berbasis di UEA–di mana COP28 akan berlangsung–kami berharap dengan menyebarkan kesadaran tentang aksi iklim. Kami juga dapat berkontribusi secara positif dan menginspirasi Carat (pengggemar Seventeen) lainnya dan penggemar K-pop untuk membicarakan isu iklim,” ujar Pengurus Fanbase Seventeen UEA, Shia.

Dengan demikian, penggemar K-pop global melakukan aksi daring di Instagram, Twitter, dan TikTok. Di media sosialnya, mereka menandai (tag/mention) perwakilan industri fesyen dan pemimpin dunia yang bersatu melalui Piagam Industri Fesyen PBB untuk Aksi Iklim. Harapannya, para pemangku kepentingan bisa mendengarkan suara generasi masa depan.

Penggemar K-pop meminta merek fesyen mewah berhenti greenwashing. Foto: Kpop4Planet

Penggemar K-pop meminta merek fesyen mewah berhenti greenwashing. Foto: Kpop4Planet

Penggemar K-Pop Terinspirasi Idol yang Peduli Lingkungan

Penggemar K-pop terinspirasi idol mereka yang peduli akan lingkungan. Misalnya, pidato Seventeen di UNESCO Youth Forum dan terpilihnya Blackpink sebagai duta COP26 di tahun 2021.

Grup K-pop tersebut juga menerima penghargaan Anggota Orde Kerajaan Inggris, atau Member of the Order of the British Empire (MBE) dari Raja Charles III. Sebab, mereka telah menyebarkan pesan lingkungan kepada audiens secara global.

Oleh karena itu, timbul aksi daring inisiasi Kpop4Planet. Kampanye tersebut ialah ‘Unboxed: High Fashion, High Carbon’. Tujuannya untuk meminta rumah fesyen mewah seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent menetapkan target ambisius dan mengambil aksi iklim nyata. Salah satunya dengan beralih ke energi terbarukan sepenuhnya di 2030, termasuk di rantai pasok mereka.

“Penggemar K-pop tidak hanya peduli dengan aktivitas idola mereka sebagai duta merek mewah, melainkan juga peduli masa depan bumi yang akan mereka wariskan. Ini saatnya bagi rumah fesyen mewah untuk berhenti melakukan greenwashing,” kata Juru Kampanye Kpop4Planet di Korea Selatan, Dayeon Lee.

Penggemar K-pop meminta merek fesyen mewah berhenti greenwashing. Foto: Kpop4Planet

Penggemar K-pop meminta merek fesyen mewah berhenti greenwashing. Foto: Kpop4Planet

Produsen Industri Fesyen Perlu Tunjukkan Komitmen Iklim

Berlangsungnya COP28 akan menandai lima tahun sejak merek dan produsen bergabung dengan Piagam Industri Fesyen PBB untuk aksi iklim. Meskipun terdapat peningkatan sebesar 16% dalam melaporkan dampak iklim sejak tahun 2020, hanya 45% penandatangan yang telah menetapkan target iklim publik. Hal itu diperlukan untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C.

BACA JUGA: Peduli Lingkungan, Ribuan K-popers Tolak K-Washing

Kemudian, hanya 42% penandatangan yang telah menetapkan target 100% energi terbarukan dalam operasi mereka pada tahun 2030. Inilah sebabnya, pada COP28, para penandatangan harus menunjukkan komitmen iklim yang lebih ambisius dan kolaboratif untuk mencapai target piagam.

“COP28 adalah tempat yang tepat untuk mereka menunjukkan posisinya, sebagai pemimpin industri fesyen dengan mengambil aksi untuk lingkungan. Kami tidak akan berhenti sampai kami mendengar target pengurangan emisi absolut. Khususnya, dari merek tersebut serta rencana untuk beralih ke energi terbarukan,” ujar Lee.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top