Jakarta (Greeners) – Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) meluncurkan modul sekolah ekologis. Modul ini untuk membantu sekolah mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologis ke dalam kegiatan belajar mengajar dan budaya sehari-hari.
Peluncuran modul tersebut dalam kegiatan Jambore Sekolah Ekologis 2025 di Solo pada 21-23 Oktober 2023. Kegiatan ini menjadi kali pertama yang berskala nasional dengan melibatkan komunitas, guru, dan siswa dari tiga provinsi yaitu Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Plt Kepala Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Siti Mariam mengapresiasi peluncuran modul sekolah ekologis ini. Baginya, modul tersebut bukan hanya panduan, melainkan juga sangat sejalan dengan aspek penilaian sekolah adiwiyata dan sekolah sehat.
“Saat ini negara sedang tidak baik-baik saja. Dunia sedang menghadapi triple planetary crisis (perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi). Jadi, acara ini sangat luar biasa. Kami berharap anak didik dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekolah dan bisa menularkan kepada generasi-generasi yang akan datang,“ kata Mariam.
Menurutnya, modul ini bisa untuk guru dan siswa sekaligus untuk berjejaring dengan sekolah-sekolah yang belum tergabung dengan sekolah adiwiyata. Dengan demikian, mereka terpapar dengan semangat menjaga lingkungan yang sama.
Ia berharap agar modul ini memperkuat upaya integrasi pendidikan lingkungan dalam kurikulum dan budaya sekolah. Selain itu, juga bisa menjadi referensi nasional dalam membangun sekolah yang berkelanjutan.
Sekolah Ekologis Dorong Siswa Peduli Lingkungan
Sekolah ekologis yang diinisiasi oleh empat lembaga dari anggota AZWI ini telah berjalan selama tiga tahun. Lewat program tersebut, AZWI ingin mendorong daya kritis dan daya pikir siswa lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dan melakukan aksi nyata untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Sekolah ekologis ini menerapkan empat topik utama. Di antaranya sampah dan pengelolaannya, energi terbarukan, keanekaragaman hayati, dan pangan sehat.
Kemudian, lewat Jambore Sekolah Ekologis 2025 inilah, AZWI ingin para sekolah berbagi praktik baik, memperluas wawasan, dan memperkuat kerja sama lintas daerah.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan berbagai agenda, mulai dari semiar nasional, youth action, pameran hingga kunjungan lapangan ke salah satu sekolah ekologis yang berada di Surakarta. Bagi guru dan siswa, kegiatan ini telah memberikan mereka pengalaman baru yang menyenangkan.
Salah satu guru pendamping SMP PGRI 3 Denpasar, Ni Luh Sugi Ranjani mengungkapkan bahwa dirinya senang karena terpilih menjadi salah satu delegasi yang mewakili Provinsi Bali. Ia berharap acara ini terus berlanjut dan bisa diikuti oleh seluruh sekolah di Indonesia.
Selain itu, salah satu peserta murid dari SD Negeri Sampangan, Reyno Khoirul Agni mengaku mendapat banyak pengalaman baru. “Setelah mengikuti jambore saya merasa senang. Sebab, bisa mendapat banyak teman dan banyak pengalaman baru mengenai keanekaragaman hayati, energi terbarukan, pangan sehat, dan cara memilah sampah,”ucapnya.
Melalui Jambore Sekolah Ekologis 2025, AZWI bersama para anggota dan mitra berharap semakin banyak sekolah yang menjadi agen perubahan lingkungan. Gerakan tersebut menjadi bukti bahwa pendidikan dapat menjadi pintu masuk utama dalam membangun kesadaran ekologis dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































