Hadapi Potensi Gempa, BRIN Riset Sesar Aktif di Jawa Barat

Reading time: 2 menit
BRIN melakukan riiset sesar aktif di Jawa Barat untuk antisipasi gempa. Foto: BRIN
BRIN melakukan riiset sesar aktif di Jawa Barat untuk antisipasi gempa. Foto: BRIN

eJakarta (Greeners) – Pulau Jawa bagian barat, khususnya Provinsi Jawa Barat, merupakan daerah rawan bencana geologi seperti gempa bumi. Untuk menghadapi potensi bencana tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset sesar aktif sebagai sumber gempa di Jawa Barat.

Sebelumnya, BRIN melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi telah melakukan riset-riset gempa bumi di seluruh Indonesia. Mereka fokus riset untuk mencari sumber-sumber potensi terjadinya gempa bumi. Namun, kali ini BRIN meneliti sesar aktif untuk mengetahui sumber potensi gempa di Jawa Barat.

BACA JUGA: Hadapi Potensi Gempa, BRIN Petakan Sesar di Sepanjang Jawa

“BRIN terus meneliti patahan atau sesar-sesar yang berpotensi menjadi sumber gempa bumi di Jawa Barat, termasuk Sesar Lembang,” tutur Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Edi Hidayat lewat keterangan tertulisnya, Jumat (10/5).

Tak hanya riset di Jawa Barat, Edi juga ikut melakukan riset sesar di seluruh Indonesia. Saat ini, data pun sudah relatif lengkap, meskipun masih perlu penelitian lanjutan. Hal itu untuk melakukan pencarian patahan atau sesar aktif yang berpotensi menjadi sumber gempa di masa depan.

BRIN melakukan riiset sesar aktif di Jawa Barat untuk antisipasi gempa. Foto: BRIN

BRIN melakukan riiset sesar aktif di Jawa Barat untuk antisipasi gempa. Foto: BRIN

Sesar Lembang Statusnya Aktif

Berdasarkan temuannya, sesar lembang merupakan salah satu sesar yang aktif. Sesar tersebut memotong batuan vulkanik berumur muda (kuarter) dan membentang dengan arah Barat–Timur melintasi Desa Cibodas, Maribaya, Lembang, sampai derah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Selain itu, terdapat juga potensi dari sesar-sesar lainnya yang ada di sekitar Bandung dan perlu penelitian lebih lanjut.

“Salah satu contoh sesar yang menjadi sumber gempa di Cianjur, sesar di Sumedang, sesar-sesar di Garut Selatan, dan sesar Baribis di Subang bagian utara. Sesar Cianjur itu sebelumnya tidak terpetakan walaupun sejarah aktivitas kegempaannya ada. Namun, sesar itu tidak tampak di permukaan, berbeda dengan sesar Lembang,” jelas Edi.

Edi menambahkan, sesar-sesar lokal yang segmennya relatif pendek ini belum terpetakan dengan baik. Aktivitas kegempaannya harus diwaspadai. Sebab, meskipun di luar Bandung, dampaknya akan tetap terasa. Bahkan, di buku  Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) belum muncul. Dengan demikian, BRIN akan terus melakukan pencarian sesar yang datanya belum rinci.

BACA JUGA: Kenali Sesar Aktif Gempa dan Potensi Bahaya Tsunami

“Tahun ini BRIN bertugas memetakan sesar aktif atau berpotensi aktif di Jawa bersama dengan lembaga lain, seperti BMKG dan perguruan tinggi. Sedangkan untuk sesar Lembang, penelitian tetap kami lakukan untuk melengkapi data geologi maupun geofisika. BRIN dengan EOS Singapura juga telah memasang alat geodetik untuk mengukur seberapa besar sesar tersebut mengalami pergerakan,” tambah Edi.

Edi mengingatkan bahwa potensi gempa akibat Sesar Lembang itu selalu ada. Oleh karena itu, kewaspadaan perlu masyarakat tingkatkan.

“Masyarakat harus mencari informasi yang benar terkait sesar lembang dari sumber yang dapat dipercaya, lalu mulailah peduli dengan membangun infrastruktur yang tahan gempa atau mulai mempersiapkan peralatan sederhana, seperti tas berisi obat-obatan, senter, pluit, dan makanan ringan sebagai langkah sederhana dalam tanggap bencana,” ujar Edi.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top