654 Bencana Terjadi Hanya Dalam Waktu Dua Bulan

Reading time: 2 menit
bencana
Foto: upload.wikipedia.org

Jakarta (Greeners) – Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan puting beliung masih terus mengancam hingga musim penghujan berakhir. Dalam dua bulan saja, berdasarkan data sementara yang dihimpun pusat pengendalian operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB), tercatat kejadian bencana telah terjadi sebanyak 654 bencana.

Kejadian bencana ini menghasilkan dampak yang cukup besar, 61 jiwa meninggal dan hilang, 174 orang luka dan 584.173 jiwa mengungsi. Bencana juga telah menyebabkan 5.534 rumah rusak, dimana 1.192 rumah rusak berat, 990 rumah rusak sedang, 3.352 rumah rusak ringan, dan 87.234 rumah terendam banjir. Bencana juga menyebabkan kerusakan fasilitas publik seperti, 108 unit sekolah, 85 unit fasilitas peribadatan dan 12 unit fasilitas kesehatan rusak.

BACA JUGA: BPBD Wajib Tingkatkan Kapasitas untuk Penanggulangan Bencana

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan, selama 2017, banjir telah terjadi di 25 provinsi dan 121 kabupaten/kota, sedangkan longsor terjadi di 13 provinsi dan 69 kabupaten/kota. Diperkirakan kejadian bencana ini masih akan terus bertambah mengingat musim hujan masih akan berlangsung hingga April 2017 mendatang.

“Kejadian bencana ini berlangsung hanya dalam kurun waktu dua bulan sejak 1 Januari 2017 sampai 27 Februari 2017,” katanya kepada Greeners, Jakarta, Selasa (28/02).

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan peringatan dini potensi hujan lebat disertai petir diperkirakan terjadi di Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat sejak Selasa hingga Rabu ini.

“Seminggu ke depan hujan lebat akan berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Ancaman banjir, longsor, banjir bandang, dan puting beliung masih akan meningkat,” tambahnya.

BACA JUGA: Antisipasi Banjir, BNPB dan MIT Luncurkan PetaBencana.id

Peningkatan potensi curah hujan ini, lanjutnya, disebabkan terdeteksinya Madden Julian Oscillation (MJO). MJO adalah fenomena atmosfer yang dapat mengakibatkan bertambahnya hujan di daerah yang dilaluinya. Sejak Senin, MJO telah memasuki wilayah Samudra Hindia bagian Barat dengan intensitas sedang dan menjalar ke arah Timur mendekati wilayah Indonesia. Diperkirakan dalam 4 hingga 5 hari ke depan, MJO akan memasuki wilayah Indonesia melalui Sumatera dan menjalar ke arah Timur dengan intensitas lemah.

Adanya dorongan udara kering di atmosfer lapisan menengah yang terdapat di perairan sebelah selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur menimbulkan daerah batas yang cenderung mengakibatkan pertumbuhan awan konvektif yang cukup aktif. Kondisi ini mengakibatkan wilayah Jawa masih dominan berpotensi terjadi awan hujan yang disertai petir.

“Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Kenali kondisi lingkungan sekitar. Jika kondisi cuaca berpotensi hujan lebat hendaknya mengurangi aktivitas di luar. Awasi anak-anak jangan bermain di sekitar sungai. Banyak kejadian anak-anak hanyut karena kurangnya pengawasan dan teledor. Cek lereng-lereng atau tebing yang berpotensi longsor. Jika membahayakan sebaiknya mengungsi sementara saat hujan deras,” kata Sutopo.

Penulis: Danny Kosasih

Top