Bangun RDF, Sampah TPST Bantargebang Bakal Jadi Bahan Bakar

Reading time: 2 menit
Pemprov DKI Jakarta menargetkan pengurangan sampah yang masuk ke TPST Bantargebang mencapai 4.000 ton per hari. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta menargetkan pembangunan refused derived fuel (RDF) plant di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi Oktober mendatang. Pembangunan RDF tak sekadar untuk mengurangi sampah ke Bantargebang, tapi mengurangi penggunaan batu bara dari PLTU sehingga mengurangi pencemaran udara di Jakarta.

RDF plant merupakan pengolahan sampah menjadi bahan bakar guna menggantikan batu bara setelah proses pencacahan dan pengeringan. Nilai kalor RDF ini setara dengan batu bara muda.

Kepala DLH Asep Kuswanto mengatakan, selama ini TPST Bantargebang menumpu pasokan sampah hampir 7.200 hingga 7.500 ton per hari. Persoalan sampah harus dapat penanganan serius karena berdampak pada pencemaran lingkungan dan peningkatan emisi. Sebagai langkah pengurangan sampah, Pemprov DKI kini tengah membangun dua RDF berkapasitas total 2.000 ton per hari.

“Di antaranya sampah lama sebanyak 1.000 ton dan sampah baru 1.000 ton, jumlah totalnya 2.000 ton sampah per hari. Kita targetkan bulan Oktober nanti diresmikan oleh Gubernur,” katanya di sela-sela Dialog Aksi Kolaboratif untuk Pengurangan dan Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta, Rabu (10/8).

Menurut Asep, melalui proyek RDF ini mampu menghasilkan hingga 750 ton bahan bakar dari sampah yang kualitasnya dapat menggantikan batu bara. Itu artinya, ada harapan kualitas udara di Jakarta akan semakin bersih.

Ia menyebut PLN telah menargetkan berupaya beralih ke RDF sebesar 20 %. Sementara saat ini ia menyebut, Pemprov DKI Jakarta telah bekerja sama dengan pabrik semen untuk pemanfaatannya.

“Walaupun proses ini butuh investasi besar, termasuk fasilitasnya dari PLN maupun pabrik. Tapi kita pastikan ini akan berdampak pada perbaikan kualitas udara di Jakarta,” imbuhnya.

Penampakan sampah di TPST Bantargebang, Bekasi. Foto: Shutterstock

Upaya Kurangi Sampah di TSPT Bantargebang

Selain membangun RDF, tahun ini tambah Asep, Pemprov DKI juga menargetkan penambahan tujuh tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) yang tersebar di Jakarta.

Asep menyebut, Pemprov DKI Jakarta akan menargetkan mengurangi sampah sebesar 30 % pada tahun 2025. Jika dalam sehari Bantargebang mampu menghasilkan sebanyak 7.500 ton sampah per hari maka harapannya mampu berkurang 3.000 hingga 4.000 ton per hari.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Mandiri DLH DKI Jakarta Edy Mulyanto mengungkapkan, berdasarkan data DLH, tren sampah yang masuk TPST Bantargebang naik signifikan. Tahun 2018 yaitu sebanyak 7.453 ton sampah per hari sedangkan tahun 2019 yaitu 7.702 ton perhari. Selanjutnya pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan menjadi 7.424 per hari.

Ia menyatakan, sumber sampah terbesar berasal dari sektor rumah tangga yakni sebesar 60 %. Oleh karena itu, ia mendorong agar masyarakat mengurangi jumlah timbulan sampah melalui pemilahan sampah dari rumah masing-masing.

Saat ini Pemprov DKI Jakarta mendorong pengolahan sampah berbasis rumah tangga melalui Pergub No 77 Tahun 2020. “Setiap rumah bisa melakukan pemilahan sendiri sampahnya masing-masing. Misalnya dengan memastikan penyediaan tempat sampah yang berbeda-beda untuk setiap jenis sampah,” imbuhnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top