Jusuf Kalla: Masyarakat Juga Bertanggung Jawab Menjaga Kebersihan Lingkungan

Reading time: 2 menit
jusuf kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla. Foto: KLHK

Jakarta (Greeners) – Dalam acara Penganugerahan Adipura dan Green Leadership Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD periode 2017-2018 yang berlangsung di Auditorium Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyoroti tanggungjawab masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan. JK menyatakan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan di sekitarnya menjadi hal yang penting karena sampah juga berawal dari rumah tangga.

“Setiap penduduk harus bertanggungjawab pada kebersihan di depan rumahnya atau di sekitar rumah. Kalau tidak menjadi tanggungjawab masing-masing warga maka warga akan seenaknya membuang sampah sembarangan,” ujar pria yang akrab disapa JK ini dalam pidatonya di acara tersebut, Senin (14/01/2019).

BACA JUGA: Kota Surabaya Raih Adipura Kencana Periode 2017-2018 

JK juga mengatakan bahwa masyarakat berperan untuk mendukung segala kebijakan, peraturan, serta program kerja yang dibuat oleh pemerintah. Menurutnya, akan sulit jika segala upaya untuk menjaga lingkungan hanya dilakukan oleh pemerintah saja.

“Kerjasama pemerintah dan masyarakat harus selalu kompak. Tapi yang perlu diingat, pemerintah harus memberi contoh kepada masyarakat dan pemerintah menjadi stimulan untuk masyarakat. Seringkali saya mendengar banyak walikota atau bupati yang bangga menyebut rumah sakit di daerahnya banyak memberikan pemasukan serta banyak pasiennya. Padahal hal itu merupakan kegagalan suatu daerah dalam menjaga kebersihan,” tutur JK.

Dengan penganugerahan Adipura ini JK mengharapkan kabupaten/kota setiap tahun terus meningkatkan kinerja dalam hal kebersihan lingkungan. Selain itu, ia juga mengharapkan agar permasalahan sampah plastik dapat ditanggulangi dengan cepat. Oleh karena itu ia mengimbau agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki inovasi untuk menangani sampah plastik.

“Sampah plastik kita nomor dua terbanyak di dunia setelah Cina. Harus ada inovasi untuk menanggulanginya, terutama untuk plastik sekali pakai. Terbanyak itu sampah plastik dari air mineral gelas, jadi kalau bisa semua orang harus bawa tumbler,” kata JK.

BACA JUGA: KLHK Berikan 146 Penghargaan Adipura dan 28 Nirwasita Tantra 

Menjawab tantangan dari JK, Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan sudah melakukan inovasi dalam penanganan plastik sekali pakai. Salah satunya adalah sistem pembayaran perjalanan bus dengan lima botol plastik air mineral.

“Untuk mengajak masyarakat ini harus dicontohkan, jangan hanya menyuruh. Jadi kalau saya melihat sampah, saya ambil sendiri, saya sapu. Jadi di mobil saya itu ada sapu, sepatu boots, tempat sampah, gunting. Dengan begitu masyarakat akan malu, pemimpinnya saja bisa dan mau memberikan contoh,” kata Risma.

Risma menyatakan bahwa warga yang turut aktif menjaga kebersihan lingkungan berdampak pada pembiayaan pengelolaan sampah yang lebih murah. Ia menyontohkan pengangkutan sampah yang menghabiskan hampir 50% dari biaya keseluruhan pengelolaan sampah dapat ditekan melalui program daur ulang yang dijalankan masyarakat.

“Dulu di Surabaya per hari jumlah sampah yang masuk 3.600 ton, sekarang hanya 1.300 ton per hari. Turun 10% setiap tahunnya. Tapi karena kami mendorong pengurangan, mendaur ulang dengan pembuatan kompos untuk di taman-taman, jumlah sampah itu terus berkurang. Ini yang mengelola masyarakat,” ujar Risma.

Selaras dengan JK, Risma setuju kalau lingkungan yang bersih dapat menurunkan penyakit di suatu daerah. Berkaca pada masa lalu, Surabaya pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti diare, demam berdarah, dan Ispa (infeksi saluran pernapasan akut).

“Seiring berjalannya waktu, semua penyakit tersebut turun di RS Surabaya. Jadi, benar yang dikatakan oleh Pak Wapres bahwa penyakit akan turun kalau lingkungannya bersih,” kata Risma.

Penulis: Dewi Purningsih

Top