Kebun Raya Mangrove Pertama di Dunia akan Dibangun di Surabaya

Reading time: 2 menit
jaga bhumi festival
Konferensi pers Festival Jaga Bhumi di Kantor Humas Pemerintah Kota Surabaya, Kamis (26/04/2018). Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Surabaya (Greeners) – Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) bersama Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar Jaga Bhumi Festival yang merupakan puncak acara dari rangkaian kegiatan gerakan Jaga Bhumi dan akan diselenggarakan pada 27-29 April 2018 di Jalan Tunjungan, Surabaya. Terpilihnya Surabaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara puncak tersebut karena kota ini dinilai sukses dalam melestarikan lingkungan. Sebelumnya, Alexander Sonny Keraf sebagai Wakil Ketua II YKRI mengatakan bahwa Jaga Bhumi Festival tersebut sekaligus menandai peluncuran Kebun Raya Mangrove pertama di dunia di Surabaya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Djoestamadji mengatakan, pemerintah kota Surabaya dengan LIPI dan YKRI sudah bertemu tahun 2017 lalu untuk membicarakan pembuatan Kebun Raya Mangrove di Surabaya.

“Besok kami juga ada penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang akan dilakukan oleh pihak kami pemerintah kota Surabaya, LIPI, dan YKRI untuk Kebun Raya Mangrove dan pelaksanaan Festival Jaga Bhumi,” ujar Djoestamadji saat konferensi pers Festival Jaga Bhumi di Kantor Humas Pemerintah Kota Surabaya, Kamis (26/04/2018).

Lebih lanjut ia mengatakan, jumlah total spesies mangrove yang akan ditanam di Kebun Raya Mangrove ini berjumlah 100 spesies dengan luas lahan 60 hektar yang sudah clean and clear. Penanaman mangrove di kota Surabaya sendiri sudah dilakukan sejak tahun 2009 dan lokasi penanaman sudah semakin bertambah.

BACA JUGA: Kebun Raya Bukan Hanya Tempat Konservasi

Kebun Raya Mangrove di Surabaya merupakan upaya dari pencegahan abrasi yang mulai banyak terjadi di daerah-daerah pesisir Indonesia. Sesuai data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luas hutan mangrove di Indonesia saat ini tersisa 3,49 juta hektar yang tersebar di 257 kabupaten atau kota. Namun, hanya 48 persen yang kondisinya masih dalam keadaan baik, sisanya dalam kondisi sedang atau rusak.

“Pembuatan kebun raya mangrove ini harus dilakukan di kota Surabaya. Keadaan pesisir kita saat ini bisa dikatakan dalam keadaan kritis. Pembangunan Kebun Raya ini diharapkan bisa memulihkan keadaan hutan mangrove kita,” ujar Wakil Ketua I Yayasan Kebun Raya Indonesia Michael Sumarijanto.

Michael melanjutkan, dipilihnya Surabaya sebagai tempat puncak acara dari Jaga Bhumi akan menjadi salah satu kebanggaan Surabaya terutama dalam memperkenalkan lingkungan kepada masyarakat Surabaya yang khas dan berkarakter.

BACA JUGA: Semangat Gerakan “Jaga Bhumi” Sejalan dengan Kebun Raya Bogor-LIPI

Perayaan puncak acara Jaga Bhumi Festival yang diselenggarakan di Jalan Tunjungan ini akan menghadirkan beberapa kegiatan seperti seperti Fun Walk yaitu jalan santai untuk menggalang dukungan terhadap kebun raya mangrove, Festival Bunga, pameran UKM dan pertunjukkan komunitas bertajuk Jaga Praja, permainan tradisional anak Indonesia dan lomba mewarnai bertajuk Jaga Cilik, olah raga dan senam zumba dalam Jaga Raga, pertunjukkan musik dalam Jaga Gita yang akan dimeriahkan oleh Tipe X, White Shoes and The Couples Company dan The SIGIT, dan Jaga Prakarsa berupa simbolis kebun raya mangrove Surabaya.

Selain itu, pada tanggal 27-29 April tersebut akan ada forum sarasehan di Gedung Siola yang mengundang sekitar 80 orang pemenang penghargaan Kalpataru. Dalam forum ini, mereka akan diberi kesempatan untuk memberikan usulan dan tanggapan mengenai hal-hal yang diperlukan untuk mengembalikan kejayaan alam Indonesia. Usulan tersebut nantinya akan diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

“Saya harap dengan adanya acara seperti Jaga Bhumi Festival dan pembangunan Kebun Raya Mangrove ini membuat Surabaya terus semangat dalam membangun wawasan tentang lingkungan yang memiliki kebudayaan lingkungan mangrove di dunia,” pungkas Michael.

Penulis: Dewi Purningsih

Top