Menteri Susi: Kita Membutuhkan Laut Lebih Dari Laut Membutuhkan Kita!

Reading time: 2 menit
menteri susi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuka Our Ocean Youth Leadership Summit 2018 pada Senin ((29/10/2018). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center. Foto: Humas KKP

Nusa Dua (Greeners) – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengapresiasi komitmen generasi muda dalam menjaga laut Indonesia melalui Our Ocean Youth Leadership Summit 2018. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center. Susi menyatakan bahwa peran dan partisipasi generasi muda juga penting untuk mengembangkan dan menjaga laut.

“Saya senang laut Indonesia mengalami kemajuan dan telah menjadi perhatian dunia. Saya punya mimpi untuk membuat hak laut untuk melindungi laut. Maka dari itu kita harus memiliki semangat yang kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut,” kata Susi di Nusa Dua, Bali pada Senin (29/10/2018).

BACA JUGA: Jokowi: OOC Harus Menjadi Motor Penggerak Revolusi Mental Global untuk Merawat Laut 

Dalam sambutannya Susi menjelaskan bahwa isu illegal, unreported and unregulated fishing (IUU fishing) menjadi permasalahan yang masih terjadi di Indonesia. Isu perikanan ilegal merugikan kehidupan nelayan dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Selain itu, polusi plastik ikut menambah beban permasalah laut Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, Indonesia harus berkontribusi dan berkomitmen dalam mengurangi permasalahan sampah plastik di laut.

“Kita harus mulai bergerak. Tidak ada waktu lagi untuk kita. We need ocean more than ocean need us! (kita membutuhkan laut lebih dari laut membutuhkan kita, Red.)” katanya tegas.

BACA JUGA: Susi Pudjiastuti dan Retno Marsudi Pimpin 1.000 Orang Bersihkan Pantai 

Selain Susi, President General Assembly of the United Nations Peter Thomson dalam sambutannya mengatakan bahwa kerusakan laut ini diakibatkan oleh aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan.

“Banyak mangrove di seluruh dunia yang habis karena efek dari perubahan iklim, itu semua diakibatkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan banyak membuat kerusakan terhadap laut dan berdampak langsung terhadap kehidupan ekosistem laut. Perikanan ilegal dan polusi laut juga merusak laut,” kata Peter.

Peter mengungkapkan bahwa meskipun banyak permasalahan laut dunia yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, namun banyak juga aksi-aksi penyelamatan laut yang telah dilakukan manusia. Penyelamatan laut telah diagendakan dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals ke 14 (SDGs 14). SDGs 14 terkait upaya melestarikan dan memelihara penggunaan sumber daya samudra, laut, dan bahari untuk pembagunan yang berkelanjutan.

“Menanggapi permasalahan laut dunia, maka SDGs 14 telah diagendakan untuk diimplementasi. Sekarang banyak gerakan massal untuk menyelamatkan laut di seluruh dunia. Sekarang ini sudah banyak gerakan dari generasi muda yang melakukan aksi untuk menyelamatkan laut dunia. Mulai dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat tinggi telah melakukan aksi bersih-bersih. Generasi muda sudah banyak melakukan aksi positif untuk menyelamatkan laut dunia,” kata Peter.

Ia juga kembali mengingatkan bahwa seluruh aspek harus bertanggung jawab dalam menjaga laut. “Seluruh pihak harus sadar dan melakukan aksi menjaga laut, demi generasi anak cucu kita mendatang. Pikirkan di setiap nafas dan udara yang kita hirup, siapa lagi jika bukan dari diri sendiri untuk menjaga laut kita,” tutup Peter.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top