Pakan Orangutan Berpotensi Manusia Gunakan sebagai Obat

Reading time: 2 menit
Keberadaan orangutan di alam punya peran penting untuk masa depan kehidupan manusia. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan Universitas Mulawarman mengkaji 59 jenis tumbuhan pakan orangutan di bentang alam Wehea Kelay, Kalimantan Timur. Hasilnya hampir 50 persen jenis tumbuhan itu masyarakat gunakan secara tradisional sebagai antiluka, anti-infeksi, antiperadangan, suplemen dan penggunaan lainnya.

Keduanya melakukan kajian bersama itu pada November 2021-Mei 2023 untuk memahami potensi dari berbagai jenis tumbuhan pakan orangutan tersebut.

Bentang Alam Wehea Kelay merupakan salah satu habitat flora dan fauna penting di Kalimantan. Kawasan ini merupakan habitat bagi sekitar 1.200 individu orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus morio) dan lebih dari 1.500 jenis flora dan fauna.

Sementara itu, secara global The International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2016 menyebut ada 1.666 jenis tumbuhan yang orangutan konsumsi. Sejumlah tumbuhan tersebut seringkali manusia konsumsi dan gunakan sebagai obat berbagai penyakit.

Manajer Kemitraan Program Terestrial YKAN, Edy Sudiyono mengatakan, salah satu upaya penting untuk melestarikan alam adalah menggali potensinya secara mendalam dan memanfaatkannya secara berkelanjutan.

“Dengan kemiripan genetika antara orangutan dan manusia, banyak hal yang bisa kita pelajari dan memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Tumbuh-tumbuhan yang orangutan konsumsi berpotensi menjadi sumber plasma nutfah bagi kajian dan pengembangan untuk tanaman obat dan pangan manusia,” kata Edy di Jakarta, Selasa (20/6).

Oleh karena itu, keberadaan habitat orangutan harus manusia lestarikan karena telah memberikan dampak bagi kehidupan manusia. Salah satu tumbuhan pakannya yang akan dimanfaatkan yaitu Macaranga conifera. 

Manfaat Macaranga conifera

Tumbuhan Macaranga conifera merupakan salah satu pakan yang orangutan konsumsi dan dikembangkan sebagai bahan baku obat.

Pakar dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Irawan Wijaya Kusuma menyatakan, tumbuhan ini bisa digunakan sebagai obat demam, batuk, antiperadangan, obat diare, dan sariawan.

Hasil kajian mengungkapkan, tumbuhan tersebut memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, sehingga berpeluang untuk mengobati penyakit degeneratif seperti kanker. Tak hanya itu, tumbuhan ini juga mengandung fitokimia penting terutama flavonoid dan stilbene, tannin, terpene, kumarin, dan steroid.

Selain sebagai obat, Macaranga juga dapat digunakan sebagai bahan baku kecantikan. Bahkan, di China, tumbuhan ini sudah dibudidayakan sebagai bahan baku minuman kesehatan.

Pakar dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Irawan Wijaya Kusuma menjelaskan tentang potensi pakan orangutan sebagai obat. Foto: YKAN

Jangan Rusak Habitat Orangutan

Meski begitu, pengembangan obat dari tumbuhan pangan orangutan tidak boleh merusak lingkungan. Edy menegaskan tumbuhan potensial yang dikaji fokus pada jenis tumbuhan yang mudah tumbuh.

Tumbuhan tersebut telah diidentifikasi sebagai tumbuhan tidak dilindungi atau tidak terancam punah, serta memiliki potensi nutrisional dan medisinal. Oleh karena itu, apabila tumbuhan akan dibudidayakan dalam skala besar, tentu tidak akan mengganggu ekosistem hutan itu sendiri.

“Kami berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lokal dan menjaga hutan mereka. Warga tingkat lokal pun dilibatkan untuk bertanggung jawab dan nanti hasil dari produk ini akan ada pembagian kepada masyarakat adat di sana,” tegas Edy.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : Ari Rikin

Top