Transportasi Laut Indonesia Masih Terkendala Tingginya Biaya Logistik

Reading time: < 1 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Indonesia sebagai negara maritim atau kepulauan yang sebagian besar wilayahnya diisi oleh laut ternyata memiliki pelabuhan internasional yang terbengkalai dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pelabuhan ini berjumlah lebih dari 140 pelabuhan.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Prof. Dr. Ir. Danang Parikesit, MSc., mengungkapkan rendahnya aktivitas bongkar muat kapal yang menyebabkan biaya logistik sangat tinggi, hingga mencapai 30 persen dari harga bahan baku, yang membuat transportasi laut di Indonesia menjadi tidak efisien.

Saat dikonfirmasi oleh Greeners, Danang menerangkan bahwa pengoptimalan transportasi laut sebenarnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan angka inflasi karena disparitas harga antar-wilayah makin rendah. Namun karena mahalnya biaya logistik ini, menjadikan transportasi maritim Indonesia malah tidak masuk ke dalam daftar peta perdagangan maritim dunia.

“Tingginya biaya logistik ini menyebabkan harga jeruk Pontianak menjadi lebih mahal ketimbang jeruk dari Tiongkok. Bahkan untuk biaya bongkar muat dan kirim kargo ke Papua saja jauh lebih mahal ketimbang ke Luxemburg,” ujar Danang, Jakarta, Senin (12/01).

Untuk mengatasi masalah transportasi maritim di Indonesia, Danang mengusulkan agar kawasan timur Indonesia mampu dijadikan pintu masuk bagi kapal yang membawa barang impor dari Eropa, Asia dan Australia. Menurutnya, pelabuhan yang ada di wilayah timur seperti di Sorong, Papua, dan Bitung di Sulawesi Utara akan sangat membantu jika dijadikan pintu masuk bagi 14.000 kapal yang beroperasi di Indonesia.

Nantinya, lanjut Danang, lalu lintas transportasi laut di kawasan timur akan ramai dan akhirnya mampu mengurangi biaya transportasi kapal yang selama ini pelayarannya tidak terjadwal. Pembukaan pintu di wilayah timur juga akan mendorong migrasi transportasi darat ke laut jika dilaksakan dengan baik dan berkelanjutan.

“Saya yakin jika pemerintah serius dalam hal ini maka kita akan mampu meruntuhkan dominasi Malaysia dan Singapura,“ pungkasnya.

(G09)

Top