Tumpahan Minyak Ditemukan di Wilayah Timur Cilacap

Reading time: < 1 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa saat ini masih ada kebingungan dari pihak PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap terkait kebocoran pipa Single Point Mooring (SPM). Hal ini dikarenakan kebocoran minyak tidak hanya ditemukan di daerah selatan namun juga di timur Kota Cilacap.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah kepada Greeners mengatakan ada indikasi kalau terjadinya kebocoran minyak tersebut tidak hanya berasal dari pipa SPM. Ada kecurigaan juga kalau tumpahan minyak yang sampai ke daerah timur berasal dari kapal Matra Petroleum yang kandas terkena karang di daerah Timur Cilacap.

“Mereka (Pertamina) juga bingung. Kata mereka, posisi SPM kami kan ada di sisi lain, lalu kenapa ada minyak juga di timur. Nah, ada dugaan kalau itu berasal dari kapal tangker yang kandas di dekat Nusakambangan,” jelasnya, Jakarta, Senin (01/06).

Lebih lanjut, Karli menerangkan bahwa dengan tercemarnya laut di Cilacap tersebut, saat ini dampak yang terlihat secara kasat mata adalah rusaknya ekosistem laut zona permukaan seperti terumbu karang dan ekosistem mangrove.

“Begitu juga dengan ekosistem di bawah laut. Potensinya bisa lebih banyak. Apalagi Udang adalah salah satu potensi terbesar yang ada di pantai selatan Cilacap,” jelasnya.

Ekosistem bawah laut yang rusak ini, katanya lagi, disebabkan oleh teknis penanganan Pertamina untuk melenyapkan sisa-sisa minyak dengan menyemprotkan oil spill boom dan oil dispersant yang keduanya merupakan cairan kimia dengan menurunkan minyak ke dasar laut.

Sebagai informasi, tumpahnya minyak PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap yang mencapai 14.000 liter tersebut juga tercecer di permukaan laut, bahkan hingga bibir pantai. Hal ini menyebabkan lumpuhnya kegiatan ekonomi para nelayan dan juga sektor pariwisata di Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah.

Penulis: Danny Kosasih

Top