Belentung, Amfibi yang Gemar Bersembunyi

Reading time: 2 menit
Belentung
Belentung. Foto: shutterstock.com

Kelompok hewan reptil dan amfibi lebih dikenal dengan istilah herpetofauna atau hewan melata. Keduanya merupakan komponen utama dalam ekosistem dan sering digunakan sebagai indikator status kerusakan lingkungan.

Kaloula baleata atau dalam penamaan lokal disebut belentung. Hewan ini merupakan salah satu jenis amfibi yang sering dijumpai di sekitar rerumputan dan parit. Dalam Bahasa Jawa, belentuk disebut kintel dan termasuk dalam famili Microhylidae.

Baca juga: Ular Pelangi, Reptil dengan Sisik Berkilau Indah

Distribusi spesies ini terdapat di Asia Tenggara meliputi Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, Laos, dan Kamboja (Iskandar, 1998; Teynie et al., 2004; Inger and Stuebing, 2005). Di Indonesia, mereka dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.

Secara morfologi belentung bertubuh bulat gemuk, berukuran kecil sedang sekitar 6 sentimeter dengan kaki-kaki yang pendek. Tekstur kulitnya licin dengan bintik halus yang menyebar ke seluruh punggung.

Belentung

Belentung. Foto: shutterstock.com

Kepala belentung melebar dengan moncong yang pendek dan agak tumpul. Ujung jari tangannya seperti sendok berbentuk T. Gendang telinga atau timpaninya tersembunyi di bawah kulit. Jari kakinya berselaput renang dan pada bagian pangkal maupun ujungnya tumpul. Punggung belentung berwarna cokelat, cokelat keemasan, cokelat kehitaman, atau abu-abu gelap. Bagian perut amfibi ini lebih halus. Hewan ini akan menggembungkan badannya apabila merasa terganggu.

Spesies ini umumnya hidup di dalam lubang tanah dan aktif di malam hari (nokturnal). Mereka memiliki perilaku sangat tertutup dan suka bersembunyi dengan menggali celah. Biasanya belentung jantan akan muncul dari persembunyian setelah hujan lebat. Mereka gemar mengeluarkan suara dengan bunyi nyaring saat sore hari khususnya saat hujan deras di siang hari.

Baca juga: Kuntul Kerbau, Spesies Penyeimbang Ekosistem Sawah

Umumnya belentung menggunakan kolam dangkal atau parit di tepi hutan untuk reproduksi. Amfibi ini akan berkembang biak setelah dimulainya musim hujan. Reproduksi terjadi selama periode hujan deras. Berudu membutuhkan waktu sekitar dua Minggu untuk bermetamorfosis. Di Kepulauan Andaman mereka berkembang biak di lubang-lubang pohon.

Meskipun dikategorikan least concern atau paling tidak dikategorikan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasi belentung tidak terlepas dari ancaman. Adapun faktor penurunan atau hilangnya habitat amfibi ini dikarenakan perubahan lahan dan deforestasi atau penebangan.

Taksonomi Belentung

Penulis: Sarah R. Megumi

Top