Daun Beluntas Menangkal Radikal Bebas

Reading time: 2 menit
Daun Beluntas
Tanaman beluntas atau Pluchea indica (L.), digunakan sebagai obat tradisional dengan memanfaatkan bagian bunga, daun, batang, hingga akar. Foto: shutterstock.com

Di Indonesia banyak obat-obatan alami yang berasal dari tumbuhan di lingkungan sekitar. Keampuhannya juga tidak diragukan lagi. Dari banyak tumbuhan yang ada, salah satu yang cukup dikenal dan sering digunakan adalah tanaman beluntas.

Tanaman beluntas atau dalam bahas latin disebut Pluchea indica (L.), merupakan tanaman dari suku Asteraceae. Tumbuhan ini dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Tanaman beluntas sering  digunakan sebagai obat tradisional dengan memanfaatkan bagian bunga, daun, batang, hingga akar.

Beluntas biasanya dapat dijumpai di tanah tandus, keras, dan berbatu. Tanaman ini juga sengaja ditanam sebagai tanaman pagar dan sering dijumpai di negara bersuhu hangat seperti Indonesia, Malaysia, Australia, Taiwan, India, dan Meksiko. Di Indonesia, penyebarannya paling banyak ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Baca juga: Daun Afrika, Bukan Sekadar Tanaman Tropis

Tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena mengandung senyawa fitokimia dalam daunnya (Halim, 2015). Keampuhan daun beluntas digunakan untuk menghilangkan bau badan dan mulut, mengatasi kurang napsu makan, gangguan pencernaan pada anak, menghilangkan nyeri rematik, nyeri tulang dan sakit pinggang, menurunkan demam, mengatasi keputihan dan haid yang tidak teratur.

Daun beluntas merupakan bagian yang paling sering digunakan. Bahkan di Thailand, daunnya biasa diolah menjadi minuman teh yang berguna bagi kesehatan. Teh olahan daun beluntas dipakai untuk pengobatan beberapa jenis penyakit, seperti batu ginjal, wasir, peradangan, sakit pinggang, dan keputihan.

 

Daun Beluntas

Daun Beluntas mampu menangkal radikal bebas. Foto: shutterctock.com

Teh Khlu, nama olahan teh dari daun beluntas di Thailand, telah dijual secara komersil dan tersedia sebagai. Sampai saat ini, beberapa penelitian mencatat bahwa hal itu baik karena menunjukkan kemanjuran tinggi dalam menghambat oksidasi lipid, radikal bebas, dan reduksi ion besi.

Tanaman beluntas merupakan tanaman perdu tegak bercabang banyak dan memiliki ketinggian 0,5 sampai 2 meter. Daun tanaman beluntas berambut dan berwarna hijau muda. Helaian daun beluntas berbentuk  oval, elips atau bulat telur terbalik dengan pangkal daun runcing dan tepi daun bergigi.

Baca juga: Jambu Biji, Daun dan Buahnya Berkhasiat Obat

Bunga beluntas memiliki tabung kepala sari berwarna ungu. Tangkai putiknya mempunyai dua cabang ungu yang menjulang jauh. Buah tanaman beluntas berbentuk gangsing, keras, dan berwarna cokelat. Ukurannya sangat kecil dengan panjang 1 milimeter. Buah beluntas memiliki biji kecil dan berwarna cokelat keputih-putihan (Khodaria, 2013).

Memiliki lebar 1 hingga 5 sentimeter dan panjang 2 sampai 9 meter, daun beluntas juga memiliki rasa alami yang manis seperti sayuran. Di Asia Tenggara, daunnya bisa dimakan liar. Bahkan, tak jarang daun beluntas dikonsumsi secara mentah sebagai campuran lauk. Meski begitu, konsumsi daun beluntas dalam waktu lama atau berlebihan dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Terutama bagi individu yang menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

Taksonomi Daun Beluntas

Penulis: Krisda Tiofani

Top