Mengenal Jamur Caesar, Populer Sejak Zaman Kaisar Romawi

Reading time: 2 menit
Distribusi jamur ini cukup umum ditemukan di Eropa selatan, Afrika utara, Ukraina, Rusia hingga Asia. Foto: Inaturalist

Jamur caesar atau Amanita caesarea adalah jamur yang sangat populer dan telah terkenal sejak 2000 tahun yang lalu. Bahkan saat zaman Kaisar Romawi Awal, jamur ini telah sering masyarakat kala itu konsumsi.

Oleh karena itu, Jamur caesar tak seperti kerabatnya yang umumnya beracun, jamur ini merupakan salah satu spesies Amanita yang dapat kita makan. Berasal dari famili Amanitaceae dan berkerabat dengan jamur Amanita muscaria, Amanita phalloides, dan masih banyak lagi.

Giovanni Antonio Scopoli pertama kali mendeskripsikan jamur ini dengan nama Agaricus caesareus pada tahun 1772. Kemudian pada tahun 1801, Christiaan Hendrik Persoon memindahkan taksonomi jamur ini ke dalam genus Amanita sehingga bernama Amanita caesarea.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Tudung jamur caesar berukuran lebar 6 hingga 18 cm, berwarna oranye, dan terkadang juga terdapat fragmen yang tidak teratur. Pada awalnya tudung jamur berbentuk cembung kemudian berubah menjadi datar.

Saat tahap telur, tudung jamur ini berbentuk seperti telur yang keluar dari tanah. Saat tahapan inilah yang paling baik untuk memanen dan mengonsumsi jamur ini.

Sementara lamela jamur ini berwarna kuning-oranye dan tersusun padat di bawah tudung jamur. Sedangkan bagian batangnya juga berwarna oranye, seringkali bertekstur kasar dan terdapat fragmen seperti kerudung yang menempel. Panjang batang berkisar antara 5 hingga 12 cm dengan diameter 1,5 hingga 2,5 cm.

Selain itu, pada pangkal batangnya juga terdapat volva seperti kantung berwarna putih. Sementara sporanya berbentuk ellipsoidal dengan ukuran 10-14 x 6-11µm dan cetakan spora berwarna putih.

Habitat dan Distribusi

Merupakan jamur ektomikoriza yang umumnya tumbuh di bawah pohon ek pada hutan campuran. Biasanya tumbuh pada bulan Agustus hingga Desember. Sementara itu distribusi jamur ini cukup umum ditemukan di Eropa selatan, Afrika utara, Ukraina, Rusia hingga Asia.

Kandungan dan Pemanfaatan Jamur Caesar

Jamur caesar mengandung senyawa antioksidan yang baik. Selain itu suatu penelitian menyebutkan jamur ini potensial untuk mengobati atau mencegah penyakit neurodegeneratif. Suatu kondisi di mana sel saraf mengalami kehilangan struktur atau fungsi sebenarnya.

Melansir berbagai sumber, jamur caesar dapat kita makan bahkan saat keadaan mentah (fase telur). Namun alangkah baiknya untuk mengonsumsi jamur ini setelah dimasak dengan benar hingga matang.

Di Italia jamur caesar dikenal sebagai Ovolo Buono, dan hanya diiris lalu lalu digulung dengan garam sebelum dibumbui dengan perasan lemon, minyak zaitun, dan sedikit lada.

Taksonomi Jamur caesar

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top