Riyanni Djangkaru, Pemerintah Jangan Hanya Kejar Kuantitas Demi Pariwisata

Reading time: 2 menit
Riyanni Djangkaru. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Berbicara tentang wisata alam di Indonesia, maka tidak bisa lepas dari pencapaian target jumlah wisatawan yang datang baik secara nasional maupun internasional. Namun, pendapat lain datang dari Riyanni Djangkaru, seorang perempuan berdarah Sumatera yang telah lama gencar mengampanyekan penyelamatan populasi hiu melalui Savesharks Indonesia.

Pada satu kesempatan, Riyanni yang pernah menjadi presenter di salah satu televisi swasta dalam sebuah program petualangan alam liar ini bertutur pada Greeners.co bahwa potensi wisata alam di Indonesia jangan hanya dilihat dari segi pencapaian kuantitas pengunjung semata. Jika hal tersebut yang menjadi prioritas, lanjutnya, ditakutkan aspek kualitas dari lokasi wisata alam tersebut akan dikesampingkan.

Lebih lanjut ia pun memberi contoh. Seperti penerapan biaya retribusi, menurutnya, akan lebih baik jika di satu lokasi wisata tersebut hanya ada puluhan orang wisatawan yang datang namun membayar dengan jumlah yang cukup mahal dibandingkan mendatangkan ribuan wisatawan yang hanya dikenakan biaya sangat murah.

“Pemerintah sudah seharusnya membekali diri. Kan lebih baik yang datang sepuluh wisatawan tapi bayar seratus dollar daripada ribuan wisatawan tapi cuma bayar sepuluh sen. Ini sebenarnya yang bikin banyak tempat wisata alam jadi rusak,” tuturnya.

Ditemui di sebuah festival bertemakan olahraga luar ruang beberapa waktu lalu, Riyanni yang sengaja mewarnai rambutnya menjadi warna biru laut karena sebuah kampanye “Blue and Green” yang ia lakukan di Singapura ini juga berbagi cerita tentang wisata bawah laut Indonesia.

Ia menyatakan bahwa pada dasarnya, titik-titik penyelaman yang memiliki spot (tempat) yang sangat indah di Indonesia hanya boleh dilakukan oleh mereka yang benar-benar sudah berpengalaman dalam menyelam. Tujuannya adalah untuk menghormati keindahan alam bawah laut tersebut.

“Misalnya untuk titik penyelaman open water (bebas) itu ada di titik a,b,c,d. Nah, untuk yang x,y,z itu untuk yang profesional. Jadi kalau lu (kamu) mau nyelam di sana ya dibenerin dulu deh nyelamnya,” tambahnya lagi.

Sedangkan untuk beberapa titik menyelam terbaik di Indonesia, Riyanni merasa tidak berani menyimpulkan karena semua spot menyelam di Indonesia, ujarnya, sangatlah indah.

Ryanni lantas menyebutkan beberapa lokasi, seperti pulau Alor, di raja ampat, pulau Bali, Tanjung Apollo di Pulau Una-Una, dan kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. “Di sana, selain ikan dan terumbu karang, juga ada The B-24 Bomber Wreck, yang menjadi salah satu peninggalan Perang Dunia II. Bangkai pesawat itu bisa ditemukan di kedalaman 15-20 meter di bawah permukaan laut,” tukasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top