Industri Pangan Merugikan Planet Bumi

Reading time: 3 menit
industri pangan
Ilustrasi. Foto: pixabay.com

LONDON, 25 Mei 2017 – Kekhawatiran dari industri makanan dan pertanian skala besar adalah memicu perubahan iklim dan saat yang sama mengancam upaya untuk memberi makan populasi yang kian bertambah. Demikian dijelaskan oleh GRAIN, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung petani skala kecil.

Secara khusus, kritikan ini ditujukan kepada produsen pupuk kimia skala besar yang mempunyai akses ke perundingan PBB tentang perubahan iklim.

GRAIN mengklaim bahwa perusahaan tersebut bersikap sama dengan perusahaan bahan bakar fosil pada tahun 1990an yang memalsukan informasi dengan tujuan memperlambat aksi nyata untuk perubahan iklim.

Bukti-bukti tersebut didetailkan melalui buku yang berjudul The Great Climate Robbery : How the Food System Drives Climate Change and What We Can Do About It, yang dipublikasikan oleh GRAIN.

Buku tersebut menjabarkan upaya keras dan kampanye sukses dari perusahaan besar untuk mengambil alih rantai makanan dunia dan mengambil keuntungan.

Makanan dunia

Para penulis mengatakan bahwa pertanian skala kecil sudah diperlemah menjadi hanya seperempat dari lahan pertanian di dunia namun mereka tetap memproduksi mayoritas makanan untuk dunia.

Kecuali petani skala kecil mendapatkan perlindungan dan lahan dikembalikan kepada praktek yang lebih berkelanjutan, maka tidak ada harapan untuk bisa menyediakan pangan bagi populasi dunia di masa depan, jelas mereka.

Terkait dengan perubahan iklim, buku tersebut menjelasan bagaimana industri pertanian telah menciptakan rantai makanan yang menjadi pengemisi besar untuk gas rumah kaca.

Meningkatnya perkebunan kelapa sawit untuk makanan olahan, penggunaan pupuk secara berlebihan dan jarak jauh yang ditempuh untuk mengangkut makanan ke rumah-rumah memproduksi 50 persen dari total gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia.

Klaim ini sangat berani tapi bukan tanpa bukti. Setiap bab telah memasukkan catatan kaki yang panjang dari studi ilmiah dan laporan PBB.

Buku tersebut mendapatkan dukungan dari pengkampanye penting, termasuk Naomi Klein yang mengatakan: “Ini menjelaskan kenapa perjuangan untuk menghentikan industri makanan skala besar sama dengan perjuangan untuk planet yang bisa didiami dan adil.”

Pengkampanye petani skala kecil lainnya, Dr. Vandana Shiva mengatakan bahwa buku tersebut menunjukkan bahwa korporasi pertanian menjadi bagian utama dari krisis iklim dan pertanian ekologi skala kecil menjadi solusi yang signifikan. Hal ini juga mengingatkan kita akan solusi palsu dari mereka yang menciptakan masalah, — Pertanian Exxons.”

Meskipun metode pertanian industri hanya menghasilkan emisi sebesar 11-15 persen, buku tersebut melihat keseluruhan bisnis makanan, mulai dari deforestasi hingga perubahan tata guna lahan menjadi lahan pertanian, transportasi, pabrik pengolahan makanan, industri pembekuan dan retail, serta limbah makanan.

Selama 50 tahun belakangan, 140 juta hektar yang setara dengan semua lahan pertanian di India, sudah diambil alih oleh empat macam pangan dari industri skala besar. Mereka adalah kedelai, kelapa sawit, rapa dan tebu.

Menurut Badan PBB untuk Pangan dan Pertanian, petani skala kecil memproduksi 80 persen pangan di negara-negara bukan industri. Keuntungan utama mereka, selain dari dapat memproduksi lebih dari area yang kecil, adalah mampu mensuplai pasar lokal dengan bahan lebih segar ketimbang olahan dan tidak banyak menghasilkan sampah.

Bahan organik

Buku tersebut mendeskripsikan bagaimana ekspansi praktek pertanian yang tidak berkelanjutan pada abad belakangan ini telah menghilangkan banyak bahan organik tanah. Kehilangan tersebut bertanggung jawab terhadap 25 hingga 40 persen dari kadar karbon dioksida yang ada di atmosfer.

Dengan menerapkan praktek petani skala kecil yang lebih berkelanjutan, bahan organik tersebut dapat dikembalikan ke tanah, mengganti hampir 30 persen dari emisi gas rumah kaca global, jelas para penulis.

Akan tetapi, untuk menahan hilangnya karbon dari tanah, justru semakin banyak pupuk kimia yang digunakan. Insektisida dan herbisida dituangkan ke tanah dan mengurangi keanekaragaman hayati.

Mengurangi perhitungan jarak tempuh makanan dan berkonsentrasi pada pasokan pangan segar pada pasar lokal ketimbang mengolah makanan dan menyediakan pangan beku ke supermarket, juga dapat menurunkan emisi.

Buku ini merupakan panggilan untuk mengontrol industri pertanian raksasa yang tugasnya mencari keuntungan bagi pemegang saham, bukan menyediakan pangan bagi dunia, dan menyerahkan lahan kembali ke petani.

Para penulis mengajukan keluhan bahwa tidak ada niatan politik sama sekali untuk bisa mengatasi model dominan dari produksi dan distribusi dari industri pangan. Para petani justru disalahkan karena menebang pohon ketika deforestasi justru diakibatkan oleh bertumbuhnya perusahaan pangan skala besar, kata mereka. – Climate News Network

Top