Jakarta (Greeners) – Rangkaian kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) masih terus berlanjut. Kali ini, KLH menggelorakan semangat pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Al Muhajirin 3, Kabupaten Purwakarta. Acara ini juga terselenggara secara serentak di tujuh pondok pesantren lainnya di berbagai daerah di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa pengelolaan sampah yang baik adalah bagian dari tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, sebagaimana diamanatkan dalam Al-Qurβan. Ia juga mengingatkan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman. Sehingga setiap individu wajib menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan.
“Pondok pesantren berperan besar dalam membentuk karakter santri yang berwawasan lingkungan. Kami berharap pesantren dapat menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah yang efektif. Sehingga, tidak ada lagi sampah yang berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA),β ujar Hanif.
BACA JUGA: Berhenti Apatis, Saatnya Praktikkan Gaya Hidup Sadar Sampah
Menurut Hanif, apabila setiap santri menghasilkan 0,5 kilogram sampah per hari, maka di Al-Muhajirin saja akan ada 3.500 kilogram (3,5 ton) sampah per hari. Ini angka yang cukup besar.
“Kami berharap pesantren dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dalam menerapkan gaya hidup sadar sampah. Dengan komitmen bersama, kita bisa mewujudkan pesantren yang bersih, nyaman, dan berwawasan lingkungan,” tambah Hanif.
Hanif juga mengingatkan bahwa HPSN bukan hanya sekadar seremoni, melainkan juga refleksi terhadap dampak buruk pengelolaan sampah yang tidak terkendali. Tragedi longsor TPA Leuwigajah tahun 2005, yang menewaskan 157 orang, menjadi peringatan agar kejadian serupa tidak terulang.
Menurut data KLH pada tahun 2023, total timbulan sampah nasional mencapai 56,63 juta ton. Sementara itu, tingkat pengelolaan sampah baru mencapai 39% dari target 100% pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan masih banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik dan berisiko mencemari lingkungan.
Berdialog Virtual
Dalam kesempatan ini, Hanif juga berdialog secara virtual dengan tujuh pesantren lainnya. Masing-masing pesantren menyampaikan aksi kolaborasi dan program pengelolaan sampah yang telah diterapkan.
Sebagai bentuk keseriusan dalam menjalankan gerakan ini, seluruh pesantren yang berpartisipasi melakukan Deklarasi Kader Sadar Sampah. Deklarasi ini berisikan komitmen untuk mengelola sampah secara tuntas dan menerapkan pola hidup ramah lingkungan.
BACA JUGA: BEM UI dan DLH DKI Edukasi tentang Tata Cara Kelola Sampah
Pada kesempatan yang sama, Hanif juga memberikan bantuan operasional berupa wakaf Al-Qurβan bagi para santri dan peralatan kebersihan, termasuk tempat sampah terpilah dan perlengkapan untuk Kader Sadar Sampah.
Hanif berharap kegiatan ini menjadi awal dari gerakan yang lebih luas untuk menjadikan pondok pesantren sebagai pusat perubahan dalam membangun budaya sadar sampah di Indonesia.
“Dengan semangat kebersamaan, kesadaran, dan kepedulian, Indonesia dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia