Jakarta (Greeners) – Waste4Change berhasil menjadi pemenang dalam program Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2023, trek ocean atau kelautan. Kemenangan ini telah diumumkan di acara CIIC 2023 Grand Finale di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Sabtu, (2/9).
Senior Business Development Executive Waste4Change, Bagas Mukti Wibowo mempresentasikan pembahasan berjudul “Circular Business Model for Low Value Plastic Recovery from Marine Environment” dalam CIIC 2023.
Menurut Bagas, penting untuk menghadirkan upaya pengelolaan low value plastic karena dapat mencegah penumpukan sampah hingga bocor mencemari lingkungan. Apalagi, sebanyak 620.000 ton sampah plastik dari daratan bocor ke laut Indonesia tiap tahunnya.
BACA JUGA: 76 Persen Sampah Plastik Fleksibel Bocor ke Lingkungan
“Terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah terlibat pada acara CIIC 2023. Kami yakin ini hanya awal. Kami bersemangat dan senang untuk pada akhirnya dapat membangun fasilitas daur ulang plastik bernilai rendah dengan RiverRecycle untuk memperluas dampak yang kami hadirkan,” ungkap Bagas.
Waste4Change menantikan kolaborasi dengan semua pihak ke depannya, termasuk dengan para finalis CIIC. Dengan kemenangan ini, kata Bagas, Waste4Change sukses mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai Rp2,5 miliar.
Selain itu, Waste4Change juga mendapatkan berbagai keuntungan eksklusif. Salah satunya berhasil mengamankan dana investasi senilai US$70.000 dari Rumah Group. Dana tersebut akan Waste4Change gunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan low value plastic menjadi produk yang layak secara ekonomi.
Waste4Change Berupaya Mengelola Plastik
Sejak beberapa tahun ke belakang, Waste4Change terus berupaya mengumpulkan dan mengelola low value plastic yang bocor ke lingkungan dengan berbagai cara.
Di tahun 2021, Waste4Change bersama RiverRecycle, perusahaan berbasis di Finlandia yang menawarkan solusi untuk mengumpulkan dan mendaur ulang plastik dari sungai telah memulai proyek Citarum Repair. Mereka mengelola sebanyak 470,093 kg sampah plastik dari sungai Citarum.
BACA JUGA: TrashBoom, Penghalang Sampah Plastik ke Lautan
Proyek ini masih terus berjalan hingga sekarang. Selain itu, Waste4Change juga menyelenggarakan program Waste4Change Supplier Partner (WSP). Program tersebut bermitra dengan pengepul sampah usaha kecil (mikro). Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengolahan guna meningkatkan daur ulang sampah.
Namun, kegiatan tersebut baru mampu diterapkan pada masalah yang terjadi di daratan dan sungai. Perlu upaya yang lebih besar agar masalah pencemaran laut akibat plastik ini dapat segera diatasi.
Bangun Fasilitas yang Mumpuni
Sementara itu, Waste4Change berencana menggunakan pendanaan untuk meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengelolaan sampah plastik. Kemudian, membangun fasilitas dengan teknologi yang mumpuni.
Harapannya, dari sejumlah inisiatif tersebut dapat mengatasi masalah plastik laut dalam skala besar secara berkelanjutan.
“Kepercayaan yang diberikan panitia dan juri CIIC memberikan energi yang positif bagi seluruh jajaran team Waste4Change mewujudkan visi misinya, yaitu menjadi perusahaan yang memimpin di bidang pengelolaan sampah bertanggung jawab untuk mewujudkan dunia yang bebas sampah (zero waste),” jelas CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano.
Sebelumnya, Waste4Change telah memperoleh suntikan pendanaan Seri A senilai US$5 juta dari perusahaan modal ventura terkemuka di Asia Tenggara, AC Ventures. Sebagai salah satu perusahaan modal ventura paling aktif di kawasan ini, AC Ventures menaruh optimisme besar terhadap model bisnis Waste4Change.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia